Contoh curhatan yang pernah saya terima sebagai social media specialist akun pemerintahan, curhatan mulai bagaimana jalan berlubang hingga bagaimana mengurus dokumen kependudukan.
Tapi bukan itu yang menarik, beberapa kali saya menerima komentar ataupun direct message melalui fanpage FB yang menanyakan bagaimana cara bergabung dengan akun Facebook pemerintah kota hingga sampai minta izin untuk bergabung. Padahal untuk follow tidak perlu sampai meminta izin, cukup klik like atau follow akun tersebut.
Sebagai social media specialist yang harus membalas komentar ataupun pesan yang masuk, saya harus menjelaskan dengan penuh kesabaran dan pelan-pelan. Semua itu harus dilakukan demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Entah pengalaman lucu apa di akun swasta, tapi saya rasa pengalaman dapat curhatan lucu dan aneh ini pasti akan terjadi di setiap akun. Bahkan hujatan juga terjadi di setiap akun.
Terlebih akun pemerintahan, pastinya punya haters-nya masing-masing. Mungkin tidak terlepas dari kebijakan atau "politik" pemimpinnya. Apalagi kalau sudah muncul buzzer yang mendadak muncul.
Hal ini sebenarnya cukup mengganggu karena notification dari buzzer tersebut malah membuat komentar warga yang sedang urgent membutuhkan bantuan menjadi terhambat karena harus memilah satu-satu komentar.
Saya sendiri setiap notification dan komentar yang masuk selalu saya baca. Jika memang ada warga yang membutuhkan bantuan, saya akan meneruskan ke bidang atau dinas terkait hal tersebut untuk segera ditindaklanjuti. Namun ketika banyak hujatan yang tidak pada tempatnya seperti buzzer, itu akan sangat menghambat hal krusial itu tadi.
Nah, secara umum, sebagai social media specialist tidak semua komentar perlu dibalas. Namun, jika memang komentar tersebut berupa curhatan meminta pertolongan, wajib hukumnya untuk segera dibalas. Karena hal tersebut berpengaruh pada citra pemerintahan Anda.
Sebenarnya banyak cerita di balik pekerjaan satu ini. Saya pernah menulis salah satu lika liku lainnya bekerja sebagai social media specialist, kamu bisa kunjungi DI SINI.
Penutup, meskipun tidak semua komentar dibalas, bukan berarti si social media specialist tidak peduli. Itu tetap menjadi catatan baginya untuk tahu bagaimana tones respon masyarakat terhadap postingannya. Siapa tahu itu akan berguna untuk membuat konten berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H