Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Branding Produk di Sosial Media, Pilih Pasang Iklan atau Beli Follower?

22 Februari 2021   11:39 Diperbarui: 22 Februari 2021   11:51 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data analytics Digital Indonesia 2020. Sumber : wearesocial

Memasuki era digital, banyak perusahaan mulai ikut merambah ke dunia sosial media. Paksaan merambah dunia sosial media ini mau gak mau harus dilakukan, mengingat saat ini sosial media adalah aplikasi yang sering digunakan dan dibuka banyak orang.

Dalam data Digital 2020, Indonesia menjadi user nomor 5 terbanyak di dunia. Sedangkan dari 272,1 juta total populasi di Indonesia, 160 juta diantaranya aktif bersosial media.

User aktif sebanyak ini tentu pasar yang menggiurkan untuk memulai bisnis di sosial media. Bahkan saat ini orang - orang sudah mulai banyak memulai bisnisnya di media sosial, meskipun masih terbilang skala kecil.

Data analytics Digital Indonesia 2020. Sumber : wearesocial
Data analytics Digital Indonesia 2020. Sumber : wearesocial

Saking menjamurnya akun berbisnis, kadang kita menemukan ada bisnis baru dengan follower akun sosial media dengan jumlah banyak. Malah akun sosial media perusahaan besar kalah secara jumlah follower.

Hal ini juga dialami oleh calon perusahaan besar, startup baru yang alami kesulitan untuk mendapatkan follower. Beberapa pihak anggap jumlah follower juga berpengaruh terhadap income yang didapat ataupun "keterkenalan" brand itu sendiri.

Semakin banyak follower, brand tersebut akan semakin dikenal publik dan menjadi rujukan banyak orang. Semakin banyak publik yang melihat, daya jangkau akun tersebut akan semakin luas. Hal itu equal terhadap pemasaran yang efisien.

Karena jumlah follower bagian terpenting untuk melakukan pemasaran atau sosialisasi, akhirnya muncul banyak cara agar follower meningkat. Mulai dari pasang ads hingga beli follower.

Lalu, apa cara terbaik untuk mengenalkan brand tersebut? Saya akan membagikan pengalaman saya sebagai social media specialist selama 4 tahun terakhir.

Untung rugi beli follower

Beli follower tentu ada manfaatnya. Ketika orang berkunjung ke akun brand dengan jumlah follower mencapai ribu atau juta akan terlihat gagah. Tim marketing juga gak akan malu ketika "unjuk gigi" di depan publik ataupun investor.

Namun beli follower juga beresiko. Pertama, sekarang sudah banyak jasa beli follower, jika kita tidak berhati - hati, kita akan ditipu. Salah satunya, teman influencer saya. Dia memegang sebuah akun besar dan centang biru, namun dia ingin menambah jumlah followernya.

Harapan dapat follower banyak malah jadi buntung. Akun yang dia pegang sempat gak bisa diakses. Berbagai cara dilakukan agar akun brandnya kembali lagi, dia juga sempat kontak saya untuk meminta tolong.

Singkat cerita, akhirnya akun tersebut kembali namun tidak mudah dan membutuhkan waktu hingga hampir 48 jam. Tentu ini sangat beresiko, untungnya saja akun tersebut tidak sampai digunakan untuk penipuan atau yang lain.

Pasang iklan

Pasang iklan saat ini cukup mudah dan murah (kecuali twitter, menurut saya. He he he...). Cukup belasan ribu anda sudah beriklan dengan engagement yang sesuai.

Semakin besar uang yang anda habiskan tentu semakin besar jangkauannya. Hasil iklan 100ribu untuk seminggu tentu akan berbeda dengan iklan 100ribu per hari.

Manfaat pasang iklan sendiri adalah agar orang - orang kenal dengan brand anda. Semakin sering iklan anda muncul, semakin membuat user sosmed ingat brand anda.

Iklan sendiri punya banyak bentuk, mengenalkan produk dengan cara kunjungi web, install app, follow akun page hingga boost postingan tertentu. Anda harus paham mengenai hal ini.

Jika berhasil, anda tidak hanya akan mendapatkan jumlah follower besar tetapi juga mendapatkan engagement yang besar. Berbeda dengan beli follower, beli follower akan ada masa berlakunya. Ketika sudah habis, follower anda akan hilang. Selain itu, beli follower tidak menjamin engagement brand anda akan tinggi di sosial media.

Bukan berarti iklan di sosial media tanpa resiko dan selalu menguntungkan. Jika strategi anda tidak tepat, anda hanya akan membuang uang saja untuk iklan.

Ingat, kedua hal yang kita bahas ini hanya pendukung, bukan hal yang utama. Yang paling penting adalah bagaimana akun anda mendapatkan emgagement besar dari organik.

Jika belum bisa mendapatkan hal itu, berarti anda belum berhasil dan hanya membuang uang. Trial and error itu okay. Tapi jangan terlalu sering, sehingga bisa meminimalkan uang yang terbuang.

Gunakan prinsip, keluarkan sedikit uang untuk dapat engagement yang lebih besar. Jangan terbalik ya!

Tentu ini juga masalah jam terbang orang di balik layar yang mengatur hal ini. Saya bukan orang yang paling expert, tetapi saya ingin berbagi pengalaman saya ketika membangun brand lokal di Surabaya hingga akhirnya besar, dan brand tersebut mendapatkan penghargaan kategori sosial media.

Jadi, anda sudah mulai tertarik membangun brand anda di sosial media atau sudah dilakukan dan mendapatkan hasil? Saya terbuka menerima sharing ilmu juga kok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun