Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dilema Kerja Jadi Social Media Specialist, Dianggap Nggak Kerja karena Main Sosmed!

17 Februari 2021   17:51 Diperbarui: 19 Februari 2021   08:33 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Social Media Specialist berperan penting dalam mengatur dan menjaga engagement media sosial yang dipegangnya.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Tulisan ini mungkin sedikit berbau curhatan saya sebagai pekerja Social Media Specialist yang sudah saya jalani selama 4 tahun lebih ini. Dalam masa itu, pasti banyak suka dukanya. Definisi sakit tapi tidak berdarah ya ini, duka saya dianggap gak kerja oleh banyak orang!

Gimana gak dianggap kerja, biasanya orang kerja ya nulis di kertas, catat-catat sesuatu atau ketik mengerjakan apapun di layar komputer. Sedangkan saya kerjanya sering lewat mobile phone, gak ribet, ringkes, dan bisa dilakukan dengan cepat satu kali snap fingers.

Sebenarnya bukan hanya seorang social media specialist aja sih, tapi seorang admin sosmed juga kena apes yang sama. Hanya karena dianggap tidak seperti pekerja pada umumnya, kami dianggap gak kerja. Biasanya, anggapannya kalau cuma bisa santai saja atau cuma mainan hape dan sosmed.

Jika kamu belum bisa bedakan apa itu Social Media Specialist dan Admin Sosmed, kamu juga bisa mampir tulisan saya yang lain. Saya sudah pernah membahas ini, bisa kunjungi di sini.

Menjadi Social Media Specialist itu gak sekadar bermain sosmed. Kamu harus mau untuk pelajari karakteristik followermu, konten apa yang cocok untuk mereka, jika memang ada pertanyaan kamu harus mau menjawab.

Bahkan kamu juga harus tahu apa yang jadi happening hari ini, siapa tahu itu bisa jadi ide konten selanjutnya yang diusulkan kepada content creator untuk diproduksi segera.

Ilustrasi pekerja Social Media Specialist, kejar engagement dan main sosmed. Sumber foto : self.com
Ilustrasi pekerja Social Media Specialist, kejar engagement dan main sosmed. Sumber foto : self.com

Hal-hal semacam ini tidak bisa dilakukan jika kamu tidak sering membuka sosmed, minimal akun brand yang sedang kamu pegang. Semua butuh proses dan waktu, itu harus benar-benar dilakukan ya bisa dengan santai sambil scroll ke bawah.

Jika demikian, tentu saja ketika orang lain yang melihat, kamu dianggap gak kerja. Karena kamu bisa melakukan itu semua lewat mobile device yang kamu pegang sambil duduk di kursi sofa. Semacam pekerjaan dewa ya? 

Tapi tanggung jawab ini gak mudah, engagement brand sosial media yang kamu pegang harus tetap terjaga. Naik turun itu hal biasa, tetapi itu jangan sampai membuat penurunan yang fatal atah stabil.

Jika tidak, orang lain akan melupakan brandmu. Bahkan saking parahnya, jika sampai kamu tidak menjaga konsistensi akunmu itu, ya kamu dianggap gak ada. Kalau sudah begitu, ya sudah pasti kamu gagal jadi seorang Social Media Specialist!

Dilema kan? Di satu sisi, jika kamu serius menengok ke bawah lihat layar hape, kamu dianggap gak kerja. Karena yang kamu buka ya akun sosmed seperti Instagram, Facebook atau Twitter.

Jika gak serius dan jarang buka akun sosial media akun tersebut, ya kamu gak tahu keluhan apa yang jadi masalah di brandmu. Engagement akunmu tentu tidak baik dan itu menjadi wajah perusahaan yang sedang kamu pegang.

Hal-hal semacam ini yang terkadang jika diingat ya lucu dan menggemaskan. Saya sering sekali mengalami hal ini, apalagi jika seringnya jadwal kamu Work From Home.

Contohnya saja ketika saya harus menyelesaikan salah satu proyek yang diberikan atau sedang membantu mengaturkan sebuah konten untuk diposting di media sosial. Dilema saya adalah ketika bekerja memakai ponsel, pertanyaannya selalu sama.

"Kamu gak kerja ta? Daripada kamu mainan hape tolong antar ke pasar? Bersihin rumah dong daripada maenan hape! Kamu gak bosen ta maenan hape terus?"

Huffht....!!

Bagaimana jika memutuskan bekerja lewat komputer? Ya memang bisa, tapi pasti ada aja kendalanya. Entah anak ikutan "kerja" atau permasalahan teknis tentang sosmed.

Pada dasarnya, sosial media itu diciptakan disesuaikan dengan mobile device bukan PC. Contohnya saja ketika kamu diminta tolong sekalian untuk posting konten. Kamu tidak akan bisa posting apapun di instagram, feed, story, ataupun IGTV.

That's why, saya senang sekali bekerja menggunakan mobile device yang selalu saya bawa ke mana-mana.

Satu hal dilema yang paling membuat jengkel, "kan tinggal jepret dan upload, kapanpun dimanapun. Apa susahnya sih?". Ya itu benar, tapi gak sepenuhnya benar!

Ada hari dan jam yang menjadi prime time akun sosial mediamu. Tiap akun sosmed berbeda. Belum lagi tiap jenis sosial media, treatmentnya berbeda. Kamu tidak bisa menyamakan apa yang biasa kamu lakukan di Instagram dengan twitter.

Twitter jauh lebih kompleks, dia punya keterbatasan karakter dan durasi video. Belum lagi perbedaan tweet, retweet, quote tweet yang harus kamu pahami. 

Meskipun begitu, tetap pekerjaan ini masih banyak sisi bagusnya. Seperti halnya kamu akan dikenal sebagai orang yang berwawasan luas karena kamu memang untuk dituntut tahu banyak hal. Bahkan ketika brandmu menjadi brand paling populer di sosial media, tentu akan menjadi kebanggan bagi kamu sendiri.

Jika sudah begitu, ini akan menjadi catatan bagus kamu dalam karir masa depanmu. Peluang menjadi Social Media Specialist sangat terbuka luas di berbagai banyak perusahaan. Jika kamu bisa membuat brand itu besar, tentu banyak perusahaan juga bisa melirik kamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun