Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Serupa Tapi Tak Sama, Surabaya Sudah Terapkan PPKM Mikro Sejak 9 Bulan Lalu

8 Februari 2021   15:01 Diperbarui: 8 Februari 2021   15:16 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak kunjung usainya penyebaran Covid-19 membuat pemerintah kini membuat kebijakan baru, yaitu PPKM Mikro alias Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro. Kebijakan ini rencananya mulai akan berlaku pada 9 Februari 2021 hingga 22 Februari 2021. 

Selain itu, lingkup area yang disasar PPKM mikro yaitu di wilayah Jawa dan Bali. Seperti PPKM sebelumnya, PPKM mikro juga hanya dilakukan untuk daerah dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 

Dari beberapa media online yang saya baca, PPKM Mikro ini melakukan pengukuran kriteria zonasi pengendalian hingga tingkat RT. Ada beberapa kriteria dan standar pengukuran zonasi tersebut. Namun ternyata, saya menyadari jika hal ini sudah dilakukan oleh Surabaya. Ya serupa tapi gak sama. Bahkan lebih visioner dan futuristik.

Nah... gimana sih kalau di Surabaya? Sebenarnya hal ini sudah banyak beritanya di media online tapi mungkin kamu belum tahu dan sadar gimana serupa tapi tak sama dengan PPKM Mikro ini. Kita bahas satu persatu yuk

1. Gak cuma sekadar warna zonasi

Tidak hanya sekadar warna zonasi, Surabaya melakukan blocking ke kampung / gang yang terdapat pasien positif. Sumber : BanggaSurabaya
Tidak hanya sekadar warna zonasi, Surabaya melakukan blocking ke kampung / gang yang terdapat pasien positif. Sumber : BanggaSurabaya

Di Surabaya, pewarnaan zona kampung tidak seperti zonasi kota/kab pada umumnya yang berwarna hijau, kuning, oranye atau merah. Hanya ada 3 warna yang ditampilkan, yaitu warna hijau muda, hijau tua dan merah. masing - masing warna tersebut memiliki pengertian sendiri. Selain itu, tidak hanya sekadar warna dan arti warna, tapi ada langkah - langkah yang harus dilakukan. Peta ini bisa kamu lihat di laman web lawancovid-19.surabaya.go.id atau klik disini.

Kita bahas pelan - pelan yuk. Dimulai dari warna merah, jika di kampung tersebut terdapat warna merah, tandanya ada warga di gang / kampung tersebut yang merupakan pasien terkonfirmasi atau positif. Meskipun begitu, tidak ada data nama ataupun nomer rumah yang ditampilkan dalam website tersebut. Sehingga, data diri pasien masih terjaga.

Meski tidak ditampilkan, tapi puskesmas setempat bersama dengan kecamatan, kelurahan dan pengurus kampung tersebut sudah memiliki data pasien. Sehingga bisa bersama - sama membantu pasien menjalani isoman (jika pasien melakukan isolasi mandiri) ataupun sedang jalani perawatan. Kegiatan inilah yang disebut dengan Kampung Tangguh.

Bagi warga Surabaya, kita sudah mengenal yang namanya Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Peran kampung tangguh ini sangat penting dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Untuk Kampung tangguh ini kita bahas terakhir ya.

Nah... Ketika ada kampung A menjadi zona merah, kampung B, C, D dan E yang ada di sekitarnya melakukan blocking area. Blocking area ini juga menjadi tugas Kampung Tangguh. Mereka yang tergabung dalam Satgas Kampung Tangguh ini bertugas untuk mengantisipasi dan mencegah agar kampung berwarna merah tidak menyebar ke kampung sebelahnya.

Sedangkan, ketika pasien terkonfirmasi tersebut sudah dinyatakan sembuh, kampung tersebut berubah warna menjadi hijau tua. Warna hijau tua ini mempunyai arti dua hal, yaitu di kampung tersebut pernah ada pasien positif yang dinyatakan sembuh atau pernah ada pasien positif yang telah meninggal.

Blocking area ini bisa dilakukan jika di kampung atau gang tersebut lebih dari satu warga yang terkonfirmasi. Pembatasan keluar masuk warga juga dilakukan dengan membuat one gate system. Jika ada tamu yang menginap di kampung tersebut lebih dari 3 hari, diwajibkan untuk swab PCR di Labkesda Surabaya. Tentunya bagi warga berKTP Surabaya bisa melakukan swab secara gratis di sini, sedangkan bagi luar Surabaya biayanya sangat murah sekali.

Di gate ini, petugas akan melakukan pengecekan suhu kepada tamu yang hadir. Selain itu, jika terdapat warga lainnya yang mengalami gejala, bisa memeriksakan diri ke faskes puskesmas. Sedangkan untuk pasien terkonfirmasi akan diminta untuk melakukan isolasi di Hotel Asrama Haji. Ya Asrama Haji tempat para calon haji di Surabaya ini disulap menjadi hotel loh. Pasien diberikan makanan 3x sehari, pemberian vitamin, pemeriksaan kesehatan berkala dan dilakukan swab rutin gratis. Kapan - kapan ya saya akan menulis tentang Hotel Asrama Haji ini.

2. Peran Krusial Kampung Tangguh

Bahkan inisiasi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini sudah ada sejak Mei tahun lalu. Capture twitter @BanggaSurabaya
Bahkan inisiasi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini sudah ada sejak Mei tahun lalu. Capture twitter @BanggaSurabaya

Satgas di tingkat mikro ini dikepalai oleh Ketua RW, yang beranggotakan pengurus dan warga kampung tersebut. Ada 4 satgas, yaitu Satgas Wani Sehat (Berani Sehat), Satgas Wani Ngandani (Berani Nasehati), Satgas Wani Sejahtera (Berani Sejahtera) dan Satgas Wani Jogo (Berani Jaga). Tugas setiap satgas ini juga punya peran penting dalam memotong penyebaran virus ini.

Contohnya saja Satgas Wani Ngandani, satgas ini berperan penting dalam menegur untuk selalu patuh protokol kesehatan. Selain itu, melaporkan perkembangan covid di daerahnya. Beda lagi dengan tugas Satgas Wani Sejahtera, satgas salah satu tugasnya memastikan bantuan sosial sampai ke penerima, seperti permakanan.

Hal ini sesuai seperti yang pernah disampaikan akun resmi Humas Pemkot Surabaya lewat akun twitternya @BanggaSurabaya

Jadi gimana, serupa tapi tak sama kan? Nyatanya Surabaya bisa menekan laju penyebaran virus Covid-19 ini. Bahkan kasus aktif di Surabaya sempat menyentuh 49 kasus aktif pada 16 November 2020.

Lalu, apa yang menjadi futuristiknya? Data tentang kampung zona merah ini selalu update setiap hari. Sehingga, warga bisa tahu kondisi di kampungnya atau ojol juga bisa memantau kondisi kampung yang akan dia kunjungi. Dengan begitu, bisa lebih berhati - hati.

Mungkin apa yang sudah dilakukan oleh Surabaya bisa ditiru dan bisa diaplikasikan. Semoga pandemi ini bisa segera berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun