Situasi pandemi menjadi kendala cukup signifikan dalam perhelatan berbagai banyak event, bahkan hingga skala global seperti FIFA World Cup U-20 yang sebenarnya dijadwalkan pada tahun ini. Dalam laman resmi PSSI, FIFA resmi membatalkan event bergengsi ini dan menunjuk Indonesia dan Peru sebagai tuan rumah di tahun 2023.
Meskipun begitu, Surabaya sebagai salah satu tuan rumah yang sudah ditunjuk sebelumnya, tetap menunjukkan komitmennya. Ini terbukti dengan Stadion GBT yang semakin menunjukkan kelasnya, kelas internasional standar FIFA.Â
Setelah kemarin, rumput standar FIFA, terbaru lampu standar FIFA. Sebelumnya, GBT memiliki keterangan cahaya lampu sebesar 1600 lux dan kini berubah 2400 lux. Standar ini merupakan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh regulator.
Namun, meskipun standar yang ditentukan merupakan 2400 lux, ternyata rata - rata kerataan cahaya di lapangan utama Stadion GBT lebih dari standar.Â
Bahkan dari 22 poin yang sudah ditentukan oleh FIFA, Stadion GBT semuanya di atas rata - rata. Mulai dari cahaya dari berbagai sudut hingga flicker lampu semuanya sudah diukur dengan baik.
Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur cahaya di 96 titik yang mengelilingi berbagai sudut di dalam lapangan pertandingan. Jumlah 96 titik ini merupakan standar yang sudah ditentukan oleh FIFA, dengan jarak antar titik sekitar 9 meter. Setiap titik dilakukan pengukuran kerataan cahaya dengan alat pengukur cahaya yaitu lux meter.Â
Lux meter ini sangat sensitif cahaya. Untuk melihat angka di alat ini, hasil yang sudah didapatkan harus dikunci terlebih dahulu karena tidak boleh ada bayangan atau tertutupi benda.Â
Bahkan untuk mengukur secara tepat, harus dilakukan malam hari agar tidak ada lagi cahaya selain lampu stadion yang sudah terpasang. Jika dalam pengukuran ternyata ada cahaya yang tidak rata di salah satu titik, lampu di titik area tersebut akan di atur ulang agar rata alias tidak belang.
Nah, untuk pengukuran kemarin malam, merupakan pengukuran kedua kalinya yang dilakukan. Pengukuran pertama dilakukan pada 24 Desember 2020.Â
Sedangkan untuk pengetesan lampu menyala sudah dilakukan ketiga kalinya, lampu stadion baru ini pertama kali dinyalakan pada pertengahan bulan Desember tahun kemarin.
Dalam uji coba pengukuran kerataan lampu pertama pada 24 Desember 2020, didapatkan hasil rata - rata tiap titik memiliki nilai sekitar 2700 lux. Sedangkan pada uji coba kedua pada kemarin malam, ada peningkatan lux rata - rata sebesar 150 lux. Sehingga didapatkan hasil nilai rata - rata pada uji coba kedua sebesar 2850 lux.Â
Peningkatan ini terjadi dikarenakan saat uji coba pertama terdapat sejumlah lampu yang tidak menyala, sedangkan saat uji coba kedua semua lampu sudah menyala semua.
Lampu lux di Stadion di GBT ini lampu khusus anti dust dan tahan di segala kondisi cuaca. Menurut tim Ahli dari ITS, biasanya lampu stadion tiap tahun akan berkurang keterangan lampunya sekian persen.Â
Namun, dengan perawatan yang akan dilakukan oleh Pemkot Surabaya, berkurangnya keterangan lampu di lapangan pertandingan tidak akan berdampak signifikan dan standar FIFA masih akan terpenuhi.
Yang menarik adalah fasilitas lampu ini adalah permanen. Jadi meskipun perhelatan Pildun masih lama yaitu dua tahun lagi, ketika ada pertandingan yang digelar di Stadion GBT tetap menggunakan fasilitas standar internasional loh!
Siapa yang merasa sudah kangen pengen ke tribun lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H