Mohon tunggu...
Titi Waluyanti
Titi Waluyanti Mohon Tunggu... Guru - Butiran debu

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Daun Singkong dan Penghujung 2022

31 Desember 2022   19:45 Diperbarui: 31 Desember 2022   19:58 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daun-daun singkong ini tumbuh dari tiga batang singkong yang suami tancapkan di sebelah rumah. Awalnya saya berharap bisa memanen singkong dari batang itu. Namun, media tumbuh tidak meyakinkan, banyak kerikil dan batu yang pastinya akan menyulitkan mengambil singkong seandainya batang itu menghasilkan singkong.

Awalnya, tumbuh daun dengan batang muda kecil dan berjamur. Saya berniat untuk membuangnya karena saya tidak yakin batang itu akan menghasilkan sesuatu yang bisa saya ambil manfaatnya. Singkong yang saya harapkan pasti tidak tidak akan ada.

Namun, seiring berjalannya waktu, pada batang itu tumbuh batang baru yang tampak kuat. Saya mengubah harapan, saya tak lagi mengharapkan singkong. Saya berharap, dari batang-batang itu tumbuh daun yang bisa saya petik sewaktu-waktu untuk sayur.

Akhirnya, pada batang-batang itu tumbuh daun yang sehat dan segar. Setiap batang yang saya petik, tumbuh batang baru yang lebih banyak, dari satu batang menjadi dua atau tiga batang baru sehingga tumbuh banyak batang. Begitu selanjutnya hingga hari ini saya masih bisa menikmati daun-daun singkong itu.

Daun-daun singkong itu bisa disayur bening karena daunnya muda dan tidak pahit. Dulu, ketika saya masih kecil, ibu saya menyayurnya dengan dicampur daun mangkokan atau daun suring sehingga sayur tambah segar dan wangi.

Hari ini, saya tidak menyayurnya menjadi sayur bening. Akan tetapi, saya rebus saja. Saya sajikan bersama sambal terasi dan lauk-pauk yang ada sebagai menu makan malam bersama keluarga pada penghujung 2022 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun