Pandemi covid 19 yang masih saja terus berlangsung bahkan bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga seluruh dunia masih merasakannya. Dengan hal yang seperti itu Universitas Jember telah mengganti program KKN yang awalnya seluruh mahasiswa yang menempuh KKN akan ditempatkan di Desa yang sedikit terpencil dan digantikan dengan “KKN Back to Village”.
KKN Back to Village ini memiliki konsep yang hampir sama dengan KKN periode sebelumnya yaitu bagaimana mahasiswa diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyebarkan pengetahuan yang didapat selama menempuh perkuliahan di Universitas Jember pada warga desa di sekitar mahasiswa tersebut berasal.
Perbedannya adalah KKN periode sekarang ini dilaksanakan secara mandiri/individu tidak berkelompok seperti pada periode-periode sebelumnya. KKN “Back to Village” memiliki 5 tema yang nantinya tema tersebut dapat dipilih salah satu.
Lima tema tersebut meliputi program pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak covid 19, program inovasi teknologi/informasi dalam penanganan covid 19, program pemberdayaan bumdes/ jaring pengaman desa penanganan covid 19, program literasi desa pada masa pandemi covid 19, dan program penanganan dan Aki Akb.
KKN yang penulis lakukan saat ini bertempat di salah satu desa yang berada di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, yaitu Desa Sarimulyo. Desa Sarimulyo terdiri atas empat dusun, yaitu Dusun Sempu, Rejomulyo, Pandansari, dan Cempokosari. Desa Sarimulyo dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama Bapak Didik Eko Andriyanto, S.Pd.
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, hampir seluruh kegiatan sehari-hari yang masyarakat lakukan berhubungan dengan teknologi. Hal ini secara tidak langsung dapat meringankan setiap kegiatan yang dilakukan masyarakat.
Salah satunya dalam bidang kegiatan penyampaian informasi dan pemanfaatan media online, yang bisa berupa mengirim dan menerima pesan, penyampaian informasi penting yang bisa diakses oleh siapapun dan dimanapun.
Pada saat yang seperti ini, ketika pandemi masih berlangsung semua orang dipaksa untuk mengurangi kegiatan tatap muka secara langsung. Apalagi kegiatan masyarakat di Desa Sarimulyo ini masih melakukan jual beli jamu seara langsung.
Maka dari itu penulis memanfaatkan pemasaran produk jamu melalui media sosial yang dilakukan secara daring/online. Salah satu contoh media sosial yang akan digunakan adalah “Facebook”.
Dimana aplikasi ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat secara umum dengan mudah. Dalam pemasaran produk jamu secara online ini, masyarakat bisa memesan jamu melalui facebook tanpa harus bertatap muka langsung, sehingga ada pembatasan antara penjual dan pembeli. Dan juga agar kita bisa mengantisipasi virus covid-19. (Nurul Anggraini/KKN BTV III UNEJ 02/ Nanang Tri Haryadi S.P., M.Sc)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H