Mohon tunggu...
Titis Elinasari
Titis Elinasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajaran/Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implikasi berdirinya OJK terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

11 Oktober 2024   08:07 Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:07 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdirinya Otoritas jasa keuangan (OJK) Pada tahun 2011 telah membawa perubahan signifikan dalam lengkap sistem keuangan Indonesia salah satu dampak yang paling terasa adalah pada kebijakan moneter selama ini menjadi dominan utama bank Indonesia (BI). Sebelumnya, BI memiliki kewenangan penuh dalam mengatur dan mengawasi seluruh sektor jasa keuangan. Namun dengan adanya OJK , Kewenangan Pengawasan mikroprudensial perbankan telah dialihkan hal ini membuat BI dapat lebih fokus pada tugas utamanya, yaitu menjaga stabilitas moneter dan sistem pembayaran.

Peralihan kewenangan ini memiliki implikasi yang cukup komplek terhadap kebijakan moneter BI. Di satu sisi, BI menjadi lebih leluasa dalam merumuskan dan melaksanakan Kebijakan moneter tanpa harus terbebani Oleh tugas pengawasan perbankan secara rinci, Hal ini memungkinkan , BI untuk merespon lebih cepat terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan global. Disisi lain, kordinasi antara BI dan OJK menjadi semakin krusial keduanya perlu bekerjasama secara efektif untuk memastikan kebijakan moneter yang ditetapkan dapat mendukung stabilitas sistem keuangaan secara keseluruhan.

Koordinasi yang baik antara OJK dan BI tercermin dalam berbagi aspek, Seperti penetapan dan suku bangsa acuan, Pengaturan likuiditas perbankan, serta manajemen resiko sistematik. BI dan OJK juga perlu berbagi data dan informasi secara reguler untuk memastikan kebijakan yang diambil saking mendukung dengan demikian kebijakan moneter BI dapat menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

OJK dan BI diwajibkan untuk lebih transparan untuk menjalankan tugasnya. Keduanya harus diharapkan untuk mempublikasikan berbagai data dan informasi terkait kebijakan yang diambil. Hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan publik  terhadap sistem keuangan dan mendorong partisipasi aktif berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan.

Tantangan yang dihadapi, Meskipun terdapat sejumlah manfaat berdirinya OJK juga membawa sejumlah tantangan, salah satu tantangan utama adalah koordinasi antar lembaga yang kompleks. Perbedaan tujuan dan kepentingan. Selain itu diperlukan peningkatan, kapasitas sumber daya manusia dikedua lembaga untuk dapat menjalankan tugasnya secara efektif.

Kesimpulan, Berdirinya ojk telah membawa perubahan signifikan dalam lanskap pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan di Indonesia. Fokus yang lebih terarah pada kebijakan moneter, koordinasi yang lebih erat pengambilan keputusan yang lebih cepat dan peningkatan transparansi adalah beberapa manfaat yang dapat dirasakan, Namun, tantangan seperti koordinasi antara lembaga dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia perlu diatasi untuk memastikan keberhasilan reformasi sektor jasa keuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun