Mohon tunggu...
Titis Apdini
Titis Apdini Mohon Tunggu... -

Indonesian - http://apdini.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sosialisasi Diet Kantong Plastik di Garut

13 Maret 2014   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Garut ! Apa kabar Gunung Guntur? Bagaimana Papandayan di sana?

Maaf belum bisa mampir lagi, kali ini saya mau beramah tamah dengan para pemuda di kotamu. Akhir pekan kemarin, ada undangan dari organisasi PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara) yang dinaungi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk GIDKP (Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik), komunitas yang saya ikuti untuk mengisi salah satu sesi solsialisasi mengenai penanganan sampah. Acaranya sendiri bernama Garut Grand Festival yang dimotori Kumandang, nama organisasi Karang Taruna di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Garut. Rangkaian acara yang digelar salah satunya adalah pelatihan memilah sampah. Bukan hanya itu, panitia juga menggelar penampilan Seni Budaya Sunda, juga kontes domba garut yang menjadi ternak unggulan dan sudah tersohor ke penjuru nusantara.

Pembukaan diawali dengan sosialisasi berbagai jenis sampah oleh PPAN. Ada Yanti, Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran bersama Graham dan Alex peserta pertukaran pelajar dari Kanada yang sudah menetap di desa selama 2,5 bulan. Peserta di sesi pertama adalah Ibu Rumah Tangga di Desa Cikandang. Pengisi acara menyampaikan pentingnya pemilahan sampan organik dan anorganik. Ternyata ada salah seorang peserta yang sudah aktif menerapkan metode tersebut sehari-hari. Sampah organik dari sisa makanan akan dikubur supaya menjadi kompos semetara botol dan plastic bekas dikumpulkan untuk dijual ke pengepul.

Tentu pengetahuan Ibu-Ibu di Cikandang tentang pemilahan sampah tersebut sangat membantu dalam proses sosialisasi selanjutnya. Graham dan Yanti menjelaskan berbagai macam sampah anorganik yang tidak mudah terurai dalam waktu singkat, misalnya kantong plastik, bekas popok, dan styrofoam yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Sesi selanjutnya dilanjutkan oleh GIDKP. Rahyang, koordinator harian memimpin Focus Group Discussion sedangkan saya membantu sebagai fasilitator. Peserta bertambah tidak hanya Ibu-Ibu Rumah Tangga namun juga pelajar SMA yang telah selesai mengikuti perlombaan.

GIDKP sendiri lebih fokus pada misi mengurangi penggunaan kantong plastik, satu tahap yang perlu diterapkan sebelum memilah sampah. Kami mengajak peserta untuk bijak dalam belanja untuk mengurangi sampah yang dihasilkan. Pada awal sesi kami memancing peserta untuk menceritakan pengelolaan sampah di skala rumah tangga. Setelah dipilah, ada yang mengaku masih sering membakar sampah plastik ataupun menghanyutkannya ke sungai. Inilah praktek yang masih salah. Kami membuka persepsi masyarakat bahwa membakar plastik dapat menghasilkan dioksin yang berpotensi menimbulkan kanker. Sedangkan sampah yang dihanyutkan ke sungai tentu dapat menimbulkan bencana alam baru seperti banjir dan kerusakan lingkungan perairan.

Selama sesi berlangsung, GIDKP lebih berperan sebagai fasilitator yang menanyakan pola penggunaan kantong plastik pada peserta. Kami mengidentifikasi berapa banyak penggunaan kantong plastik oleh Ibu Rumah Tangga dan pelajar dalam sebulan. Berdasarkan informasi itulah GIDKP mengajak peserta untuk menyadari seberapa banyak sampah yang mereka hasilkan dan apa dampaknya bagi lingkungan. Peserta kemudian paham bahwa kerusakan lingkungan akibat sampah mungkin tidak bisa dirasakan saat ini, akan tetapi mengancam keberlangsungan sumber daya alam di masa depan.

Di akhir sesi, GIDKP memimpin pelatihan pembuatan T-shirt Bag sebagai alternatif kantong belanja dan mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen mengurangi penggunaan plastik. Tentunya gerakan ini tidak dapat berjalan hanya dari segi individu saja. Sehari sebelum pelatihan, Rayang mewakili GIDKP bersama Forum Kota Garut mengadakan audiensi dengan Wakil Bupati Garut tentang pengolahan sampah. Rencananya Kabupaten Garut mulai tahun depan akan mengatur perihal sampah lebih tegas melalui Peraturan Daerah. Gayung bersambut, maksud GIDKP ke Garut sudah sejalan dengan visi pemerintahan ditambah lagi inisiatif komunitas pemuda yang tinggi. Tentu ini menjadi modal penting untuk memulai kampanye untuk menjaga lingkungan.

Salam Asik Tanpa Plastik,

Titis - Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik

t : @idDKP

w: www.dietkantongplastik.info

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun