Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Shin Splint, Memahami Cedera Umum pada Pelari Jarak Jauh

14 Juni 2024   16:34 Diperbarui: 14 Juni 2024   18:16 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari Rangga Wijaya/hallo fisioterapi 

Bagi para pelari jarak jauh, nyeri pada bagian tulang kering atau shin splint adalah salah satu cedera yang sering dialami. Cedera ini biasanya muncul setelah pelari menempuh jarak tertentu, tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Shin splint sendiri merupakan kondisi peradangan pada selaput yang membungkus tulang kering, menyebabkan rasa nyeri yang cukup mengganggu aktivitas lari.

Penyebab dan Faktor Risiko

Menurut dr. Langga Sintong, SpOT (K), seorang spesialis bedah ortopedi dan traumatologi dari Siloam Hospital Mampang, shin splint sering terjadi pada pelari yang menggunakan teknik forefoot strike. Teknik ini melibatkan mendaratkan dan menopang tubuh pada bagian depan kaki, khususnya pada ball of foot. Kesalahan dalam menempatkan posisi kaki saat berlari dan pemanasan yang kurang memadai juga dapat memicu cedera ini.

Gejala dan Dampak

Gejala utama shin splint adalah nyeri di bagian depan atau dalam tulang kering yang biasanya terasa saat atau setelah berlari. Nyeri ini seringkali bersifat kronis dan dapat mengganggu rutinitas latihan pelari. Meski begitu, menurut dr. Langga, shin splint pada umumnya tidak berbahaya. Namun, jika tidak ditangani dengan benar, nyeri ini bisa mengganggu performa dan kenyamanan pelari dalam jangka panjang.

Penanganan dan Pencegahan

Untuk mengatasi shin splint, evaluasi terhadap teknik berlari sangat dianjurkan. Pelari harus memperhatikan footstrike atau cara kaki mendarat saat berlari dan memastikan pemanasan yang cukup sebelum mulai berlari. Stretching atau peregangan juga menjadi bagian penting dari pencegahan cedera ini.

Selain itu, dr. Langga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan tenaga medis profesional jika nyeri pada tulang kering terus berlanjut. Dengan penanganan yang tepat, peradangan yang terjadi pada selaput tulang kering dapat berkurang, dan tulang kering akan semakin kuat untuk beraktivitas.

Shin splint adalah cedera yang umum dialami oleh pelari jarak jauh. Meskipun biasanya tidak berbahaya, penanganan yang tepat sangat penting untuk menghindari nyeri kronis yang dapat mengganggu aktivitas lari. Evaluasi teknik berlari, pemanasan yang cukup, dan konsultasi dengan tenaga medis profesional merupakan langkah-langkah kunci untuk mencegah dan mengatasi shin splint. Dengan pemahaman yang baik tentang cedera ini, para pelari dapat tetap menikmati aktivitas lari mereka dengan nyaman dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun