Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Hidup Detrit

7 Juni 2024   08:40 Diperbarui: 7 Juni 2024   17:25 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detrit Tuanku Sati Batuah 

Penulis : Titip Elyas Tuanku Sulaiman,S.Pd ,C.CT

Di sebuah kampung bernama Padang Sano, pada tanggal 15 Juli 1992, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Detrit. Di kalangan keluarga dan teman-temannya, ia lebih akrab disapa Dedet. Dedet tumbuh menjadi seorang anak yang penuh semangat dan tekun dalam mengejar ilmu agama. Kehidupannya berjalan sederhana namun penuh makna.

*Awal Mula Menuntut Ilmu*

Tahun 2008 menjadi titik awal perubahan besar dalam hidup Dedet. Di usia 16 tahun, ia diajak oleh seorang teman untuk mondok di Pesantren Nurul Yaqin Al-Mukarram Syekh Buya Ungku Shaliah di Surau Anjuang. Di pesantren itulah Dedet mulai mendalami ilmu agama dengan serius. Namun, ujian datang tak terduga ketika gempa bumi melanda pada tahun 2009, menyebabkan renovasi besar-besaran di surau tersebut. Banyak teman-temannya pindah ke tempat lain, dan situasi ini membuat Dedet harus mencari jalan baru.

*Perpindahan ke Lubuak Pua*

Pada tahun 2010, Dedet memutuskan untuk pindah ke Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum di Lubuak Pua, Sungai Sariak. Di tempat baru ini, Dedet melanjutkan studinya dengan tekun. Kegigihannya membuahkan hasil, dan pada tahun 2016, ia berhasil menyelesaikan pendidikan pesantrennya. Sebagai tanda penghormatan atas dedikasi dan prestasinya, ia diberi gelar "Tuanku Sati Batuah".

*Kehidupan dan Aktivitas Saat Ini*

Kini, Dedet tinggal di Balai Jumaik sejak tahun 2021 bersama istrinya, Leni Ramadhani. Kehidupan rumah tangganya penuh dengan kebahagiaan dan keberkahan. Tidak hanya berperan sebagai kepala keluarga yang baik, Dedet juga menjalankan berbagai aktivitas mulia. 

Setiap hari, Dedet menjadi imam di mushola dan mengajar ngaji Alquran kepada anak-anak di sekitarnya. Selain itu, ia juga mengajar kitab di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, Sungai Sariak, tempat di mana ia dulu menimba ilmu. Kecintaannya pada ilmu agama dan keinginannya untuk menyebarkannya tidak berhenti di situ. Dedet juga berperan sebagai muthawwif di AET Travel Internasional cabang Padang Pariaman, membantu jamaah haji dan umrah dalam perjalanan spiritual mereka.

*Dedikasi dan Inspirasi*

Kisah hidup Dedet adalah contoh nyata dari dedikasi dan kegigihan dalam menuntut ilmu dan berbuat kebaikan. Sejak muda, ia telah menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap agamanya dan masyarakat sekitarnya. Dengan segala peran yang ia jalani, Dedet tidak hanya menjadi teladan bagi keluarganya, tetapi juga bagi komunitasnya.

Kehidupan Dedet, dari awal mula di Padang Sano hingga kini di Balai Jumaik, menggambarkan perjalanan panjang penuh perjuangan dan pencapaian. Semoga kisah hidupnya terus menginspirasi banyak orang untuk selalu berusaha, belajar, dan berbuat baik dalam segala situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun