Mohon tunggu...
Titin Rahmawati Amalia
Titin Rahmawati Amalia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang hobi kuliner dan windows shopping...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi PBL pada Pelajaran IPS untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

21 Januari 2023   08:00 Diperbarui: 21 Januari 2023   08:03 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 

Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan (Permendikbud No. 22 Tahun 2016). Proses pembelajaran yang demikian dapat tercipta dengan dengan menerapkan metode saintifik yang didukung oleh berbagai metode / model pembelajaran seperti Inquiry/Discovery Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning.

Pendekatan dan atau  metode-metode tersebut telah lama dikenal oleh guru-guru di Indonesia, akan tetapi dalam penerapannya di dalam kelas masih belum optimal, terutama pada tingkat SMP. Hal ini serupa dengan praktik yang dilakukan penulis dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diikuti di tahun 2022 LPTK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). 

Lokasi penulis saat mempraktikkan pembelajaran inovatif adalah di SMP PGRI Brebes dengan siswa kelas VIII sebagai sampel serta pada materi Perdagangan Antardaerah atau Antarpulau. Melalui wawancara yang dilakukan bersama Kepala Sekolah (Ibu Ria Hapsari, S.Pd.), teman sejawat (Ibu Alfiyatus Salimah, S.Pd.), dan pakar (Ibu Dewi Ekasari, M.Pd.) penulis menyimpulkan beberapa hal  kurang sesuai dengan apa yang tertulis dalam lampiran Permendikbud di atas. 

Hal tersebut antara lain: pembelajaran yang masih berpusat pada guru; kurangnya wawasan guru tentang media, metode, dan model pembelajaran yang dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dan berpikir kritis; dan guru masih menjelaskan materi sama persis dengan apa yang terdapat dalam buku paket (tidak dikaitkan dengan peristiwa aktual saat ini). Selain melakukan wawancara, penulis juga mengkaji literatur dari berbagai sumber, merumuskan serta menentukan solusi yang terpilih, membuat perangkat, dan melaksanakan perangkat yang telah dibuat.

Solusi yang penulis suguhkan dalam praktik ini untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah  dengan menentukan model pembelajaran yang inovatif, metode pembelajaran yang menarik, dan media yang interaktif. Model yang penulis pilih adalah model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL). 

Pelaksanaan solusi ini dapat dimulai dengan menyusun rancangan pembelajaran, bahan ajar, power point, LKPD, evaluasi dan melakasanakan pembelajaran dengan baik sesuai perangkat yang dibuat. Selanjutnya pelaksanaan praktik ini juga dilakukan perekaman guna dijadikan pedoman atau pembelajaran bagi guru-guru yang ingin menerapkan hal yang sama.

Pelaksanaan praktik pembelajaran inovatif ini, jauh sebelumnya telah melewati berbagai kegiatan terdahulu berupa pengantar melalui video conference (vicon) bersama instruktur (dosen) dan guru pamong. Kegiatan tersebut meliputi: analisis materi pembelajaran, desain pembelajaran inovatif, dan uji komprehensif. Dari kegiatan tersebut tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra supaya mencapai hasil yang diharapkan. 

Serta melibatkan beberapa pihak demi kelancaran pelaksanaan praktik. Pihak yang terlibat adalah Kepala Sekolah yang memberikan izin dan narasumber dalam menentukan solusi dari masalah yang dihadapi; teman sejawat yang membantu mempersiapkan praktik pembelajaran dan motivasi; pakar pembelajaran sebagai narasumber penentuan solusi masalah, dan peserta didik yang antusias mengikuti praktik pembelajaran ini.

Pelaksanaan praktik ini tentunya bertujuan untuk mengentaskan tantangan yang dihadapi pada saat mencapai tujuan. Tantangan tersebut ialah siswa yang pasif dalam diskusi, siswa yang mendominasi diskusi, siswa yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan kelihaian guru saat mengkondisikan siswa di dalam kelas.

Proses pelaksanaan praktik pembelajaran inovatif dilakukan dengan langkah awal berkoordinasi dengan kepala sekolah, teman sejawat, dan pakar. Selanjutnya menerapkan sintaks-sintaks dari PBL dalam proses pembelajaran. 

PBL memiliki lima sintaks, yaitu orientasi peserta didik dalam masalah; mengorgasnisasikan peserta didik untuk belajar; membimbing penyelidikan secara individu atau kelompok; mengembanghkan dan menyajikan hasil karya; dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Di mana dalam pelaksanaannya melalui tahap awal sampai akhir yang dituangkan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 

Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan praktik ini adalah RPP yang berkarakter, bahan ajar yang disesuaikan dengan tingkat kelas siswa, penerapan TPACK, media ajar berupa power point, LKPD berisi narasi masalah yang harus diselesaikan, dan soal evaluasi yang dituangkan dalam bentuk permainan dengan memanfaatkan website quizwhizzer.com yang akan diakses menggunakan gawai peserta didik.

Praktik yang dilakukan dengan menerapkan model PBL memberikan dampak kepada siswa. PBL dinilai dapat membuat pemahaman siswa lebih baik dan siswa lebih termotivasi terhadap materi perdagangan antardaerah atau antarpulau. siswa terlihat bersemangat, apalagi pada saat diputarkan video sejarah tentang jalur rempah yang terkait dengan materi. Kemudian peserta didik di bagi menjadi 5 (lima) kelompok dan tiap kelompok menjawab soal yang diberikan oleh pendidik melalui LKPD dan soal pengetahuan. Hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran sangat efektif karena pemilihan model dan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi pembelajaran.

Praktik yang telah dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran dan model pembelajaran yang terpilih menunjukkan hasil yang efektif. Keefektifan tersebut terlihat pada hasil belajar peserta didik yang telah dianalisis dan hasil observasi guru selama proses pembelajaran, hasilnya antara lain: tercapainya tujuan pembelajaran; penilaian hasil belajar siswa diperoleh pada penilaian pengetahuan sebesar 87,5% dari 16 siswa "tuntas" dan 12,5% dari 16 siswa "tidak tuntas"; dan peserta didik terlihat antuasias selama proses pembelajaran. Pada saat presentasi berlangsung, terdapat beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang maju di depan kelas. Selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab baik oleh presenter.

Praktik ini telah mendapatkan respon dari instruktur (Ibu Yuhanida Milhani, S.Pd., M.Pd.) dan guru pamong (Bapak Budi Setiyarso, S.Pd., M.Pd.) selaku pembimbing dan penilai terkait dengan proses praktik pembelajaran inovatif. Menurut instruktur dan guru pamong, praktik ini sudah dilakukan dengan baik, pembelajaran yang dibawakan dengan semangat namun ada beberapa hal yang menjadi masukan dari instruktur dan guru pamong pada saat praktik yakni guru lebih memperhatikan waktu dalam proses pembelajaran, karena terlihat penjelasan guru terlalu banyak. 

Pada saat meletakkan laptop dan LCD proyektor masih terdapat ruang yang longgar, akan tetapi ini tidak menjadi persoalan yang berat dikarenakan guru memiliki gestur yang baik. Siswa juga memberikan respon positif pada praktik ini, yaitu siswa merasa pembelajaran menyenangkan dan siswa merasa tertarik saat guru menampilkan soal yang dituangkan dalam permainan menggunakan gawai. Sehingga dapat diartikan bahwa praktik ini berhasil.

Keberhasilan dalam praktik ini karena memiliki faktor pendukung. Beberapa faktor pendukung keberhasilan praktik ini yaitu perangkat pembelajaran yang disusun secara operasional yang dibimbing langsung oleh instruktur dan guru pamong dengan sangat baik. 

Pembelajaran yang disusun, memperhatikan sintaks model pembelajaran yang dipilih. Dukungan dari kepala sekolah, teman guru, dan peserta didik juga menjadi faktor dalam keberhasilan praktik yang telah dilakukan. Namun demikian, ada beberapa hambatan atau kendala yang ditemui, antara lain kendala teknis yaitu beberapa peserta didik yang ternyata gawainya memiliki jaringan internet yang tidak stabil sehingga tersendat dalam mengerjakan soal di laman website quizwhizzer.com yang sudah dipersiapkan oleh guru.

Praktik pembelajaran inovatif yang penulis lakukan sebagai rentetan kegiatan PPG dalam jabatan tahun 2022 memberikan pembelajaran dalam keseluruhan prosesnya. Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan proses yang telah dilaksanakan yaitu seorang guru perlu melakukan persiapan dengan baik sebelum melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. 

Persiapan yang dilakukan meliputi mengenali karakteristik peserta didik, menganalisis masalah belajar yang dialami peserta didik, mencari dan menentukan solusinya, merangcang RPP yang menarik sehingga peserta didik tidak merasa bosan selama proses pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP, serta melakukan refleksi untuk memperbaiki hambatan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat dijadikan koreksi pada pembelajaran selanjutnya.

"Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan atau latihan lainnya. Untuk peranannya di masa yang akan datang"

-Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun