Maritim – Konvensi Media Massa Peringatan Hari Pers Nasional yang tahun ini diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat di hadiri oleh berbagai kalangan. Seperti Gubenur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pariwiasata Arif Yahya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, KSAL Ade Supandi, Pengamat media dari Universitas Airlangga Dr. Herlambang P Wiratraman, serta anggota Dewan Pers Imam Wahyudi. Selain itu, para insan pers dan wartawan senior juga hadir dalam acara ini.
Acara ini mengangkat tema “Menjawab Tantangan Pembangunan Poros Maritim dan Menghadirkan Kesejahteraan”
“Tema tentang maritim itu tema paling penting” sebut RR di lokasi konvensi di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, NTB, Senin (8/2/2016).
“Karena memang Indonesia termasuk negara maritim terbesar di dunia. Garis pantainya paling panjang kedua di dunia dan Presiden Jokowi ingin agar supaya kita betul-betul menjadi bangsa maritim,” ujarnya.
Menurut RR, ada 5 hal yang perlu dilakukan untuk membangun negara maritim.
Pertama, membangun kembali cinta laut, seperti halnya zaman sriwijaya dulu yang bisa menguasai daerah-daerah luar nusantara dengan kekuatan poros maritim.
Kedua, memanfaatkan dan membangun industri maritim. Jangan sampai seperti saat ini kita masih banyak sekali impor tepung ikan dari luar negri.
Ketiga, membangun armada perikanan. Pemerintah dalam 5 tahun ini bangun 3500 kapal ikan, bobot kecil 30 ton kapal ikan ini akan dibagikan kepada koperasi-koperasi yang anggotanya minimal 20 orang.
Lanjut RR, Kapal ikannya sendiri dikasih sertifikasi seperti sertifikat tanah sehingga dipakai jaminan untuk kredit. Kalau mau melaut satu bulan bisa kredit untuk beli makanan, solar,dsb. Kita ingin nelayan kita jadi raja perikanan di Indonesia, bukan kapal-kapal asing yang menjadi raja di wilayah laut Indonesia.
Keempat, memperbaiki nasib hidup nelayan.
RR, begitu disapa, mengatakan “Tahun ini kita akan bikin the first green fishing village. Jadi kampung perikanan yang nyaman, yang ada air bersihnya, yang gak bau. Kita juga berikan asuransi kepada nelayan kita, gratis mula-mula selama 6 bulan. Sebetulnya biaya polisnya hanya harga sebungkus rokok tapi kalo nelayan meninggal di laut, keluarganya dapet 36 juta, kalo dia kecelakaan di laut, anak-anaknya dapat sekolah gratis, dia sendiri dirawat sampai sembuh.”
Kelima, membangun infrasturktur dan konektivitas antar pulau. Kalau dulu Jawa sentris kalau sekarang kita rubah paradigma menjadi Indonesia sentris seperti halnya pembangunan pada tahun 2015 kemarin, pemerintah sudah membangun 15 airport di luar Jawa terutama di Indonesia timur.
Keenam, memperkuat pertahanan maritim. Menurutnya, “ Ini bukan wewenang kami, wewenangnya pangab dan menkopolkam, tapi ini sudah satu dari pilar kita menjaga, membuat kita jadi negara maritim.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H