Sebuah kotak permainan
Membawaku menyelam hingga dasar samudera
Bercumbulah aku dengan segala
Bergairah bersama menuai anak-anak
Hiu, penyu, singa, laba-laba
Bersiaga sejak lama
Sebab air mata duyung akan membuat silau mata anak-anakÂ
Hasil cumbuku dengan karang
Sebuah kotak permainan
Merubah wujudku dengan kaki sempurna
Ditiupnya pada akalku
Intrik dan tak-tik
Ratu adalah yang mengendalikan anak-anak
Lampu
Untuk terbit atau meremang
Di semak atau sepetak
Kota adalah deras syahwat yang lahir subur
Yang siaga kabur
Sebelum subuh menegur
Sebuah kotak permainan
Ditunjukannya padaku
Nisan-nisan bertuliskan anak-anak ambisiku
serba sekilas, seperti cahaya flash menyilaukan
Suara-suara terlewat
Dan terlupakan dari dasar hati
Mengebiri diri sendiri
Sebab umur beranjak lari begitu pasti
Tanpa kompromi
Lalu, dimana sekarang aku berdiri?
Menatap kosong pada rupa dalam cermin.
Jakarta, 14 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H