Laporan Best Practice Pembelajaran Inovatif
dari Kegiatan PPL PPG Dalam Jabatan
Penerapan model Problem Based Learning(PBL) dengan berbantuan Video dan Aplikasi
Pembelajaran Geogebra untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa.
Disusun Oleh:
Nama : TITIN ARIYANI, S. Pd
Unit Kerja : SMA IT Cinta Illahi Gunung Sugih
Kelompok : 1 (SATU)
PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran Aksi 2
Penerapan model Problem Based Learning(PBL) dengan Berbantuan Video dan Aplikasi
Pembelajaran Geogebra untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa
Lokasi : Jln. Lintas Sumatera Panggungan Kec. Gunung Sugih
 Kab. Lampung Tengah Prov. Lampung
Lingkup Guruan : SMA IT Cinta Illahi Gunung Sugih
Tujuan yang ingin dicapai : Penerapan Model Problem Based Learning(PBL) dengan
Berbantuan Video dan Aplikasi Pembelajaran Geogebra untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa
Penulis : Titin Ariyani, S. Pd
Tanggal : 26 November 2023
Situasi
Latar Belakang
Abad 21 memiliki banyak perbedaan dengan abad 20 dalam berbagai hal, diantaranya
dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri. Abad 21 ditandai dengan
berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi dimana
banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer.
Saat ini, pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan
peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information super highway
(Gates, 1996).
 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II
pasal 3 yang mengatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagai bekal menghadapi tantangan zaman, diperlukan adanya kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu dunia pendidikan
dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Program PPG Dalam Jabatan dirancang secara sistematis dan menerapkan prinsip mutu
mulai dari seleksi, proses pembelajaran, dan penilaian, hingga uji kompetensi, sehingga
diharapkan akan menghasilkan guru-guru masa depan yang profesional yang dapat menghasilkan
lulusan yang unggul, kompetitif, dan berkarakter, serta cinta tanah air dan dalam waktu yang
sama, diharapkan mampu menjawab permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia
saat ini. PPG Dalam Jabatan juga dirancang agar mampu membekali kemampuan pemecahan
masalah, kritis, dan kreatif kepada calon guru profesional, melalui implementasi model
pembelajaran dan kegiatan berbasis masalah (problem based learning) dan proyek (projectbased learning).
PPG Dalam Jabatan diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan pendidikan,
seperti: (1) kualifikasi di bawah standar (di bawah kualifikasi), dan (2) guru-guru yang kurang
kompeten (kompetensi rendah). Selain itu, guru di era revolusi industri 4.0 harus memiliki
kemampuan menjalankan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dengan
mengintegrasikan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, keterampilan komunikasi dan kolaboratif, keterampilan kreativitas dan inovatif, literasi teknologi informasi dan komunikasi,
keterampilan belajar kontekstual, serta informasi dan media literasi.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika yaitu untuk membentuk
kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemampuan pemecahan masalah memiliki
beberapa indikator diantaranya kemampuanmemahami masalah, menyusun rencana/
strategi pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana/ strategi
pemecahan masalah, danmemeriksa kembali.
Berdasarkan hasil observasi dan data awal kemampuan pemecahan masalah
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan kondisi sebagai berikut.
1. Siswa kesulitan dalam memahamipersoalan yang diberikan.
2. Siswa kesulitan menentukan langkah awal yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan soal.
3. Siswa dalam menjawab soal tidak sesuai dengan langkah-langkah
pemecahan masalah.
Adapun beberapa penyebab munculnya permasalahan rendahnya
kemampuan pemecahan masalah peserta didik yaitu :
1. Ketika menyelesaikan permasalahan, siswa terbiasa tidak menuliskan langkah
penyelesaian masalah.
2. Guru kurang memberikan latihan soal pemecahan masalah.
3. Pembelajaran belum dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
4. LKPD yang dibuat guru belum mengarahkan siswa pada pemecahan masalah.
5. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum mengarahkan siswa pada
pemecahan masalah
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena :
1. Sebagian besar guru matematika menjumpai permasalahan seperti yang saya
hadapi saat ini.
2. Praktik pembelajaran ini dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi guru-guru
matematika lainmengenaibagaimana cara mengatasi permasalahan seperti
yang saya jumpai
3. Sebagai motivasi bagi diri saya sendiri untuk terusberkarya dalam mendesain
dan mempraktikkanpembelajaran yang lebih inovatif guna perbaikan kualitas
pembelajaran.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini yaitu saya
sebagai guru memiliki tanggung jawab dalam menerapkan pembelajaran inovatif
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, masalah yang dihadapi dapat
terselesaikan, dan siswa merasa senang ketika mengikuti pembelajaran. Selain itu,
saya berperan sebagai fasilitator yang harus dapat memfasilitasi setiap siswa dalam
belajar. Dalam hal ini tujuan yang saya harapkan yaitu kemampuan pemecahan
masalah siswa dapat meningkat.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Guru harus dapat mengoptimalkan penerapan model pembelajaran yang
dapat mengarahkansiswa pada pemecahan masalah.
2. Guru harus dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Guru menyusun RPP, bahan ajar, LKPD, PPT Interaktif, desain proyek dan
Instrumen Penilaian yang sesuai model Problem Based Learning. Pada penyusunan
RPP, bahan ajar, dan LKPD dibuat menarik yang terintegrasi TPACK, 4C, dan
HOTS. Proses pembuatan media pembelajaran menggunakan aplikasi canva yang
interaktif dan dibuat menarik berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah.
4. Guru harus dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
melalui proses pembelajaran yang dilakukan.
Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut
melibatkan guru dan siswa. Guru memiliki tantangan untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik dan profesionalnya. Sedangkan siswa memiliki tantangan
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahnya.
Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapitantangan yaitu :
1. Pemilihan model pembelajaran yang mengarahkansiswa pada pemecahan
masalah.
Strategi yang digunakan untuk proses pemilihan model pembelajaran ini
dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik materi dan siswa serta
kebutuhan siswa. Dipilihlah salah satu model pembelajaran yang mampu untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu model Problem Based
Learning. Pihak yang terlibat dalam penentuan model pembelajaran yang
dipilih yaitu dosen pembimbing, guru pamong, dan rekan sejawat serta waka
kurikulum.
Terdapat lima fase dalam model Problem Based Learning yang diharapkan
mampumengembangkankemampuan pemecahan masalah siswa. Kelima fase
tersebut yaitu :
a. Orientasi siswa pada masalah.
b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
c. Membimbing penyelidikan individu dankelompok.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Agar penerapan model Problem Based Learning lebih optimal, maka dalam
memberikan orientasi masalah pada siswa dikaitkan dengan permasalahan
sehari-hari yang berguna bagi kehidupan sehingga siswa menjadi terdorong
untuk mempelajarinya. Untuk dapat melakukan hal ini maka guru menerima
saran dan masukan dari rekan-rekan, guru pamong, dan dosen pembimbing
mengenai bagaimana menghadirkan masalah yang dekat dengan kehidupan
siswa namun masalah tersebut tetap realistis.
Menyusun LKPD yang menuntun peserta didik melakukan penyelesaian
masalah berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah.
Strategi yang digunakan untuk menyusun LKPD yang menuntun siswa pada
pemecahan masalah yaitu dengan mencari informasi dariberbagai sumber baik
literatur maupun wawancara mengenai LKPD yang seperti apakah yang dapat
mendukung kemampuan pemecahan masalah siswa. Selanjutnya melakukan
pengkajian mengenai indikator pemecahan masalah apa saja yang
ingin dicapai dalam pembelajaran. Kemudian dipilihlah LKPD pemecahan
masalah berdasarkan langkah- langkah pemecahan masalah Polya. Sumber
daya yang diperlukan untuk membuat LKPD ini yaitu laptop dan aplikasi canva
3. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa pada pembelajaran matematika materi sistem pertidaksamaan linear dua
variabel yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning berbantuan LKPD pemecahan masalah.
4. Memberi siswa media pembelajaran interaktif Berupa power point dan Aplikasi
Pembelajaran Geogbra.
Strategi yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yaitu
menggunakan power point dari canva dan aplikasi pembelajaran Geogebra
5. Memberikan bahan ajar kepada siswa
Siswa diberikan bahan ajar berupa buku paket dan bahan ajar berbentuk power point dari
canva yang dapat membantu siswa dalam mencari sumber informasi yang relevan.
6. Membuat Aksi lanjut untuk membentuk kelompok yang telah dibagi sesuai dengan
karakteristik, kemampuan awal dan gaya belajar siswa.
Siswa diberikan aksi lanjutan berupa remida dan pengayaan yang sesuai dengan gaya
belajar masing-masing siswa.
Pihak-pihak yang terlibat dalam menghadapi tantangan ini yaitu :
a. Guru dan siswa sebagai pemeran utama dalam praktik baik ini.
b. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam pelaksanaan praktik baik ini.
c. Dosen pembimbing dan guru pamong selaku pihak yang memberikan
pengarahan, saran,dan masukan sebelum pelaksanaan praktik baik ini.
d. Rekan sejawat dan pakar yang turut sertamemberikan saran dan masukan.
e. Rekan sejawat yang membantu dalam prosesperekaman video pembelajaran
praktik baik ini.
Sumber daya yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah ini yaitu kompetensi guru dalam menerapkan model Problem Based
Learning dan menyusun LKPD pemecahan masalah yang mengarahkan siswa
pada langkah-langkah pemecahan masalah.
Refleksi Hasil dan Dampak
Dampak dari langkah-langkah untuk meningkatkankemampuan
pemecahan masalah peserta didik yang dilakukan memberikan hasil yang
positif. Penggunaan LKPD pemecahan masalah membuatsiswa menjadi terbiasa
menyelesaikan permasalahan secara runtut sesuai dengan langkah- langkah
pemecahan masalah yaitu memahami masalah, membuat rencana/ strategi
pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana/ strategi
pemecahan masalah, danmemeriksa kembali. Hal ini dibuktikan dengan hasil
tes kemampuan pemecahan masalah siswa pada pembelajaran matematika
materi sistem pertidaksamaan linear dua variabel setelah pembelajaran
meningkat dari semula 78,69% menjadi 80,81%.
Proses peningkatan kemampuan pemecahan masalahini merupakan kontribusi dari
penerapan model Problem Based Learning dimana pembelajaran dengan model
tersebut menghadapkan peserta didik pada masalah. Kemudian siswa dituntut
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu, yang memiliki kontribusi
besar dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah ini yaitu dengan penggunaan LKPD pemecahan masalah. LKPD yang dibuat ini menghadirkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kehidupan peserta
didik. Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadirkan dalam LKPD tersebut,
siswa dituntun agar menyelesaikan masalah tersebut secara runtut mulai dari
memahami masalah, membuat rencana/strategi pemecahan masalah,
menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana/ strategi pemecahan masalah, dan
memeriksa kembali. Melalui proses ini tentunya membuat siswa terlatih untuk
menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah
sehingga hasil akhir yang diharapkan yaitu kemampuan pemecahan masalah siswa
meningkat dapat tercapai.
Selain itu, respon siswa mengenai penggunaan model Problem Based Learning
berbantuan LKPD pemecahan masalah memberikan kesan pembelajaran yang
menyenangkan. Mereka dapat saling belajar dan berdiskusi dengan sesama teman.
Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi
guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam menerapkan model Problem
Based Learning dan penggunakan LKPD pemecahan masalah.
Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan proses yang telah dilaksanakan
yaitu guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristikmateri dan peserta didik, kebutuhan serta permasalahan
yang dihadapi siswa. Guru juga harus mempu menyusun perangkat pembelajaran
yang baik. Melalui hal tersebut diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa
meningkat sehingga akhirnya akan berdampak pada peningkatan prestasi
belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Elita, G. S. Habibi, M. Putra, A. Ulandari, N. (2019). Pengaruh pembelajaran problem
based learning dengan pendekatan metakognitif terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika. (Jurnal pendidikan matematika). 8(3).447-458. 20119
Septian,A. Aulia,S.R.2021. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui
Pendekatan Problem Posing Berbantuan Edmodo. (Jurnal Unsur Prisma).Vol. 10, No. 2,
Desember 2021
Setya, Andresta. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar mata
pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas vii semester 1 smp islam
hidayatullah semarang. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H