Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter warga negara yang bertanggung jawab. Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, tantangan dalam pembentukan karakter bangsa menjadi semakin kompleks, terutama dalam mempersiapkan generasi muda agar memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. PKn merupakan mata pelajaran yang esensial untuk menanamkan nilai-nilai moral, sosial, dan politik yang diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, PKn harus menjadi dasar dalam sistem pendidikan nasional, tidak hanya mengajarkan teori kewarganegaraan, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2020). Pemahaman tentang topik ini sangat penting untuk membentuk individu yang tidak hanya mengetahui hak-haknya, tetapi juga memiliki tanggung jawab terhadap kewajiban sosial dan negara.
Tujuan utama membahas PKn sebagai pilar pembentuk karakter adalah untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana mata pelajaran ini berperan dalam menanamkan rasa tanggung jawab pada siswa. Dalam hal ini, PKn bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etika, patriotisme, dan kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu kewarganegaraan. Sesuai dengan teori pembelajaran yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembentukan karakter melalui pendidikan yang relevan dengan konteks kehidupan (Ahmad & Nurtjahja, 2019). Dengan memahami nilai-nilai kewarganegaraan sejak usia dini, diharapkan siswa dapat menjadi pribadi yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga memiliki kesadaran akan kepentingan bersama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki tujuan utama untuk membentuk karakter warga negara yang bertanggung jawab, yang salah satu aspek utamanya adalah kesadaran untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan bersama. Dalam konteks ini, PKn bukan hanya tentang memahami teori kewarganegaraan, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Suyanto (2020), salah satu konsep utama dalam pendidikan PKn adalah penanaman nilai-nilai Pancasila, yang mencakup nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini sangat relevan untuk membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran tinggi terhadap tanggung jawab sosial mereka, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun negara.
Salah satu nilai utama yang diajarkan dalam PKn adalah rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan bersama. Dalam hal ini, siswa diajarkan untuk tidak hanya berpikir tentang kepentingan diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana tindakan mereka dapat berdampak pada orang lain. Konsep ini sejalan dengan teori kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Setyaningsih dan Santoso (2021), yang menekankan pentingnya peran aktif individu dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seorang siswa yang diajarkan nilai tanggung jawab sosial akan memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Mereka tidak hanya peduli dengan keadaan diri mereka sendiri, tetapi juga dengan kebersihan dan kenyamanan bersama di sekitar mereka, seperti membuang sampah pada tempatnya atau membersihkan fasilitas bersama.
PKn juga mengajarkan pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan sosial sebagai bentuk kontribusi terhadap kesejahteraan bersama. Partisipasi ini dapat berupa keterlibatan dalam kegiatan sosial di sekolah, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau menyumbang dalam kegiatan sosial. Hakim dan Susanto (2022) menekankan bahwa partisipasi sosial adalah bagian integral dari pendidikan kewarganegaraan yang berkelanjutan. Siswa diajarkan untuk memahami peran mereka dalam masyarakat dan bagaimana tindakan mereka dapat membantu memecahkan masalah sosial. Contoh sederhana adalah ketika siswa terlibat dalam kegiatan donor darah atau kampanye penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam. Ini menunjukkan bagaimana PKn dapat membentuk karakter siswa yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sosial.
Selain itu, PKn juga menanamkan nilai toleransi dan kerja sama sebagai bagian dari kontribusi terhadap kesejahteraan bersama. Dalam masyarakat yang pluralistik seperti Indonesia, penting bagi individu untuk menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Teori mengenai toleransi dalam PKn mengajarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang harus dijaga dan dihormati. Hal ini sesuai dengan konsep yang dijelaskan oleh Suyanto (2020), yang menyatakan bahwa melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa diajarkan untuk hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Sebagai contoh, siswa yang diajarkan nilai toleransi akan lebih mudah bekerja sama dengan teman-temannya yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, saling menghormati perbedaan, dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama. Ini menunjukkan bagaimana PKn membentuk sikap positif dalam menghadapi keberagaman sosial.
Mulyasa (2020) menekankan bahwa pendidikan karakter dalam PKn sangat diperlukan untuk membentuk individu yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan kesadaran sosial yang tinggi. Konsep ini sejalan dengan tujuan PKn yang tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan tentang hak dan kewajiban, tetapi juga dengan nilai-nilai moral yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman ini, siswa diharapkan dapat menjadi individu yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga mampu memberikan kontribusi positif untuk kemajuan bersama. Oleh karena itu, pendidikan PKn yang baik harus mampu membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan sosial dan politik masyarakat, serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter warga negara yang bertanggung jawab, terutama dalam menanamkan kesadaran untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan bersama. Melalui PKn, siswa diajarkan untuk memahami nilai-nilai moral, sosial, dan politik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tanggung jawab sosial, toleransi, dan partisipasi aktif dalam kegiatan sosial. Penerapan PKn tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran kewarganegaraan, tetapi juga untuk menciptakan generasi yang peduli, berperan aktif, dan mampu menjaga keharmonisan serta kesejahteraan dalam masyarakat. Oleh karena itu, PKn harus terus diterapkan dan dikembangkan agar dapat mempersiapkan individu yang bertanggung jawab, sadar akan hak dan kewajibannya, serta mampu berkontribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, I., & Nurtjahja, L. (2019). Pendidikan Kewarganegaraan: Konsep, Teori, dan Praktik dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Jakarta: Kencana.