Semua orang pasti pernah belajar menulis. Bukankah dari Sekolah Dasar kita sudah belajar bagaimana menulis cerita dengan terlebih dahulu membuat kerangka karangan.Â
Coba kalau kita telisik lebih jauh. Sebetulnya dunia menulis sudah bersentuhan dengan kita semenjak kecil. Â Wajar saja, jika kemudian hasrat untuk bergelut dengan dunia kepenulisan acap kali singgah dan memenuhi rongga kepala. Bahkan terkadang keinginan itu muncul tanpa kita sadari.
Apalagi saat tulisan (red: artikel) teman sebelah berhasil nangkring di media cetak/online atau saat sahabat tersayang baru saja nerbitkan buku antologi atau solo. Rasanya pasti ingin segera terbang menyusul. Betul tidak? Jika jawabannya iya, berarti imunitas tubuhmu sedang dalam kondisi sangat baik.
Nah, permasalahannya sekarang tentu ada pada diri kita sendiri dan yang paling tahu solusinya ya cuma kita sendiri. Coba sebelum melangkah lebih jauh, uraikan kebiasaan-kebiasaanmu sehari-hari. Dari situ akan tahu apakah kalian betul-betul ingin belajar menulis atau hanya sekedar ikutan trend semata.
Baiklah, biar penasarannya tidak kelamaan di sini saya akan uraian apa saja tips cerdas agar bisa menulis ciamik
1. Sering membaca tulisan orang lain
Dengan banyak membaca secara tidak langsung akan memuncul banyak ide. Kita jadi tahu gaya bahasa orang lain seperti apa. Paling tidak ada gambaran ketika kita akan memulai menulis.Â
Bukan plagiat ya? Karena bagaimanapun membaca adalah cara untuk mengisi sedangkan menulis adalah cara untuk menuangkan. Bisa dibayangkan jika kita hanya belajar menulis tanpa mau membaca, maka hasilnya ya tidak akan maksimal.
2. Mulai menulis dari hal-hal yang sederhana
Hal paling mudah untuk mulai belajar menulis adalah tentang hal yang paling dekat dengan kita. Misal menulis tentang pengalaman pribadi, pertama kali mengenal cinta. Tentu kita hanya butuh mengingat apa yang sudah terjadi saat itu yang layak untuk diceritakan. Dengan begitu menulis akan terasa mudah dan menyenangkan.
3. Gunakan bahasa yang simpelÂ
Hakikat menulis sebetulnya berbicara namun hanya satu arah. Karena bagai berbicara maka tuangkan saja apa yang ingin dikatakan ke dalam rangkaian kalimat.Â
Biarkan kata demi kata itu mengalir dengan sendirinya. Misal, ceritakan apa yang terjadi hari ini atau ceritakan hal apa yang pernah membuatmu sedih dan kecewa. Dengan bahasa sederhana tanpa harus memperhatikan KBBI (ejaan bahasa yang benar).
4. Fokus pada satu tulisan
Fokus adalah hal yang paling penting dan tidak boleh diabaikan. Ketika sudah menentukan satu tema atau satu judul, cobalah untuk fokus menyelesaikannya sampai pungkasan.Â
Kadang yang terjadi, belum sampai selesai menulis sudah berbelok arah karena tertarik dengan tema lain. Nah, di sinilah pentingnya untuk memantapkan topik yang akan ditulis hingga akhir cerita.
5. Luangkan waktu khusus
Menulis itu butuh konsentrasi, jadi butuh waktu khusus untuk menyelesaikan satu tulisan. Terlebih bagi pemula, hal ini tidak boleh disepelekan. Lalu kapan waktu khusus itu? Tentu masing-masing orang tidaklah sama.Â
Bisa jadi ada yang sukanya menulis di malam hari ketika semua aktivitas sudah selesai dan suasana terasa sepi. Atau saat sebelum subuh atau malah selepas subuh.Â
Yang paling tahu kapan waktu yang paling tepat tentu yang bersangkutan, kapan waktu yang pas untuk mulai konsisten menulis.
6. Bergabung dengan komunitas menulis
Hal yang membuat seseorang mampu bertahan dalam waktu yang lama untuk melakukan sesuatu adalah ketika ada teman yang memiliki hobi atau kebiasaan yang sama.Â
Sehingga bisa saling memberikan motivasi, mensupport, bahkan menginspirasi satu sama lain jika suatu saat mengalami titik jenuh.Â
Di sinilah pentingnya bergabung dengan komunitas menulis agar mampu menciptakan iklim dan suasana kondusif untuk belajar menulis.
7. Membaca ulang tulisan
Jika sudah mulai belajar menulis, teruslah merangkai kalimat menjadi beberapa paragraf tanpa berhenti. Biarkan tangan berkolaborasi dengan otak untuk menuangkan apa yang kita pikirkan.
Tulislah dengan bahasa yang kalian mampu pahami, tentu menggunakan bahasa Indonesia ya jangan bahasa daerah. Nah setelah sekiranya cukup, maka barulah dibaca ulang dari paragraf awal hingga akhir.Â
Dari situ kita akan tahu kelemahan, kekurangan, dan hal-hal mana saja yang harus diperbaiki sehingga karya kita menjadi lebih baik.
Selamat mencoba, semoga tulisan ini bermanfaat
Yogyakarta, 17 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H