Sementara itu ketika kita berbicara tentang publik, kita ingin tulisan tersebut dibaca orang lain tentu kita akan menampilkan hal-hal yang baik, yang positif dan layak dikonsumsi secara umum. Karena bagaimanapun tulisan kita adalah cermin kepribadian kita sendiri. Tentu sebagai bahan rujukan kita akan mencari referensi yang terbaik, di sini kita mau tidak mau akan membaca dan membandingkan satu persatu. Bisa jadi tidak cukup hanya membaca satu literasi namun bisa dua, tiga, atau lebih.
Tanpa kita sadari proses inilah yang menggiring kita untuk belajar mencerna, memahami, hingga akhirnya lekat dalam ingatan yang otomatis secara perlahan akan merubah minset serta perilaku kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Di sini kita sebagai penulis suka tidak suka, tulisan kita akan dinilai oleh orang lain tanpa kita minta sehingga kita harus siap menerima masukan baik yang berupa kritikan maupun saran. Di sini pula penulis pun harus bersikap bijak dalam menanggapi setiap masukan. Bisa jadi dari kritikan yang membangun inilah akan menggiring kita menjadi penulis yang profesional dan handal.
Satu lagi, menulis dapat menjadi media untuk membangun rasa percaya diri. Ibarat orang berbicara, ketika kita sudah berani mempublikasikan tulisan kita seolah-olah kita tengah berorasi atau berpidato di hadapan orang banyak. Satu tantangan yang harus dihadapi sehingga melalui proses menulis inilah pelan tapi pasti penulis akan memiliki rasa percaya diri.
Ayo tunggu apa lagi! Jika sudah ada niat untuk menulis, segeralah mulai. Jangan tunggu nanti, besok, atau lusa. Semakin ditunda maka mimpi menjadi penulispun akan semakin menjauh.
Yogyakarta, 15 Juni 2020
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H