Tradisi Maaf-maafan Saat lebaran
Lalu apa kaitannya dengan tradisi maaf-maafan saat lebaran. Apakah ucapan maaf saat lebaran benar-benar telah mewakili suara hati? Apakah uluran tangan menggambarkan bahwa kita benar-benar telah ikhlas memaafkan kesalahan orang lain? Apakah tradisi cipika cipiki juga menandakan bahwa kekhilafan kita telah dimaafkan oleh mereka? Apakah harus menunggu momen Idul Fitri baru bisa bersalam-salaman, memohon maaf atas semua kesalahan. Apakah ini hanya semacam simbol bahwa umat Islam adalah umat yang pemaaf?
Ada semacam tanya yang mungkin belum sempat terjawab. Benarkah tradisi maaf-maafan saat lebaran dimaknai ikhlas memaafkan. Mari kita tengok hati kita masing-masing.
Bukankah untuk meminta maaf tak harus menunggu momen berlabel halal bihalal? Justru hal yang paling baik dan mulia saat kita merasa bersalah bersegeralah minta maaf. Tanpa harus menunda. Tanpa harus menunggu hingga bertumpuk kesalahan dan genap setahun. Jangan sampai keduluan ajal menjemput namun kata maaf belum sempat terlontarkan.
Demikian pula sebaliknya, saat kita akan memaafkan seseorang tak perlu harus menunggu kata maaf di hari yang fitrah. Hingga ada kisah, seorang teman harus menunggu momen maaf-maafan untuk bisa memaafkan kesalahan temannya. Akhirnya berbuah penyesalan karena belum sempat bertemu lebaran namun yang bersangkutan lebih dulu dipanggil menghadap Sang Khaliq dengan menyisakan dendam di hati.
Balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah surga
Belajar dari kejadian ini, marilah kita lapangkan hati untuk selalu memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggunya mengucapkan kata maaf. Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah surga.
“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru. Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian! Dan bagi setiap muslim yang suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam surganya."
Subhanallah...semoga kelak kita termasuk di dalamnya.
Artikel ini dipersembahkan dalam event Kompasiana Satu Ramadan Bercerita Samber 2020 Hari 26 & Samber THR dengan mengusung tema Pengalaman Saling Bermaaf-maafan.