Termasuk nitrogen dioksida yang terkait dengan pengurangan perjalanan berkendara dan aktivitas industri. Gas ini merupakan penyokong pencemaran udara dan pemanasan bahan kimia yang kuat. Emisi juga mengalami penurunan akibat terhentinya sejumlah penerbangan.
Hal senada juga dijelaskan Bondan Andriyanu selaku Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia. Menurutnya, berkurangnya polusi udara adalah dampak kerja dari rumah.Â
Asumsinya sumber pencemaran dari transportasi berkurang. Perbaikan kualitas udara akan tetap terjaga bersumber dari kebijakan jangka panjang yang kemudian mengubah perilaku masyarakat.
Sementara dilansir dari Liputan6.com terpantau dalam infografis menunjukkan adanya penurunan kadar polusi udara dunia hingga 50% dibanding tahun lalu.Â
Tingkat polusi udara dan gas rumah kaca di beberapa kota dan wilayah di dunia menunjukkan penurunan signifikan di tengah merebakknya covid-19. Sebab, mobilitas manusia di beberapa kota besar dunia relatif menurun.
Kondisi ini patut disyukuri, karena secara otomatis lapisan ozon di atas antartika terus mengalami pemulihan. Perbaikan ozon pun telah mengubah sirkulasi udara di atmosfer. Hal ini berpengaruh pada temperatur atmosfer, cuaca, tingkat curah hujan, serta dapat menyebabkan perubahan suhu laut dan konsentrasi garam.
Lapisan ozon adalah bagian dari atmosfer yang ada di lapisan stratosfer bumi. Lapisan ini melindungi warga bumi dari radiasi ultraviolet dari matahari. Tanpa lapisan pelindung radiasi ini, nyaris tak ada yang bisa bertahan hidup di bumi.
Jadi, tetaplah optimis hadapi pandemi covid-19. Semua adalah skenario Allah dan pasti ada kemudahan sesudah kesulitan ini. Tetaplah hadapi dengan semangat, optimis, dan selalu berpikir positif.