Mohon tunggu...
Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dampak Positif Pandemi Corona dalam Perspektif Kehumasan

5 April 2020   09:41 Diperbarui: 1 Juli 2020   12:18 6010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6.com

Memasuki bulan April 2020, pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) tak kunjung reda. Bahkan di Indonesia angka positif corona merangkak hingga menembus 2ribu jiwa yang tersebar di hampir seluruh provinsi. 

Tak bisa dipungkiri jumlah yang kian meningkat tentu membuat kalang kabut seluruh elemen masyarakat tanpa kecuali. Apalagi kondisi ini tak dibarengi dengan peningkatan jumlah tenaga medis meskipun beberapa gedung telah dihibahkan untuk digunakan sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga masyarakat yang terpapar virus corona termasuk asrama haji.

Gencarnya imbauan pemerintah untuk melakukan social distancing, work from home hingga stay at home seolah menjadi peringatan bahwa untuk sementara waktu semua aktivitas di luar rumah harus terhenti.

Yah...fokus di dalam rumah dan jika tidak ada urusan penting untuk tetap tinggal di dalam rumah. Meskipun tidak semua patuh, nyatanya kondisi jalanan mulai terlihat lenggang.

Tutupnya beberapa pusat perbelanjaan, restoran, tempat wisata, area olah raga, dan tempat hiburan lain menjadi satu alasan mengapa masyarakat tetap tinggal di rumah. 

Toh, di luar juga tidak ada hiburan yang bisa dinikmati. Imbauan pemerintah telah membius warganya untuk tetap stay at home. Meskipun kebosanan mulai menghampiri, nyatanya mau tak mau kondisi ini akan tetap harus dijalani dengan dalih demi memutus mata rantai COVID-19.

Bisa jadi ini adalah dampak negatif pandemi corona. Tidak hanya menyeret urusan ekonomi global namun juga menghantui keselamatan nyawa manusia. Jadi serem dengernya. 

Tapi tahukan kalian, sederet dampak negatif yang membuat banyak pihak kalang kabut dibuatnya ternyata menyimpan dampak positif yang tak kalah dahsyat. Yah...udara kini lebih bersih jauh dari kata polusi dan ini terjadi di seluruh dunia.

Kita contohkan saja Jakarta. Bisa di bayangkan ibu kota yang aktivitas warganya seabreg seakan pemandangan macetnya kendaraan adalah hal yang lumrah. Hingga diberlakukan ganjil genap untuk beberapa jalur lalu lintas. 

Ini menunjukkan padatnya pengendara yang turut menyumbang polusi udara di wilayah Jakarta. Tentu hal ini juga yang terjadi di beberapa ruas jalan di provinsi besar di Indonesia. Hal yang tak bisa dihindari. Namun kini kondisi berubah 180 derajat.

Instruksi social distancing saat pandemi COVID-19 ternyata mampu menurunkan emisi karbon monoksida yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor termasuk angkutan umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun