Degradasi moralitas generasi muda saat ini semakin memprihatinkan. Salah satu penyebabnya adalah kemajuan teknologi dan informasi yang tidak terbendung. Semestinya era digitalisasi dapat dimanfaatkan untuk perihal yang positif. Mereka kurang mengenal nilai-nlai budaya luhur, pembiasaan yang membentuk karakter yang kuat, dan keteladanan.
Pada pasal 3 UU RI Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa tujuan Pendidikan, adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu lembaga pendidikan turut serta bertanggung jawab untuk segera mengatasi keprihatinan tersebut dengan mengubah kurikulum pendidikan yang berbasis akhlak dan berkarakter keteladan.
Kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemdikbud Ristek) menerbitkan kurikulum Merdeka Belajar sebagai upaya untuk membendung kebingungan generasi muda.
Kebingunan dimaksud adalah dalam memahami nilai-nilai budaya yang luhur dan penerapannya, serta meneladaninya sehingga membentuk karakter yang kuat. Oleh karena itu  Penerapan program Profil Pelajar Pancasila dengan 6 karakternya, merupakan upaya  yang tepat dengan rumusan tujuan pendidikan nasional.
Senada dengan Kebijakan Kemdikbud Ristek, hal yang sama juga diikuti oleh Kementerian Agama RI (Kemenag) dengan meluncurkan program Moderasi Beragama sebagai upaya untuk membendung kebingungan generasi muda dalam menyikapi keberagaman dan kemajemukan masyarakat Indonesia dengan arus globalisasi yang deras dihadapi mereka.
Terdapat 4 rumusan indikator Moderasi Beragam, pada buku Moderasi  Beragama(2019:43)  yaitu; Komitmen Kebangsaan, Toleransi Beragama, Anti Kekerasan, dan Akomodatif terhadap Budaya Lokal
MTs Negeri Karimun salah satu satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah memiliki tugas dan kepentingan terkait konsep Moderasi Beragama dalam bidang pendidikan.
Sebagai salah satu dari 9 MTs Negeri di Propinsi Kepulauan Riau dan satu-satunya di Kabupaten Karimun, maka MTs Negeri Karimun berkepentingan untuk menyelenggarakan pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Upaya tersebut yakni pengenalan atau sosialisasi Moderasi Beragama yang telah dilaksanakan baik dari proses kegiatan Masa Ta'aruf Siswa (Matsama) bagi Peserta Didik Baru maupun dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain seperti halnya pengenalan Profil Pelajar Pancasila.
Pengenalan nilai-nilai dan pembiasaan-pembiasan yang diadakan bertujuan untuk penanaman dan penguatan karakter bagi peserta didik. Seperti halnya upacara bendera,  program tahfiz, sholat dhuha, salat berjamaah, senam bersama  dan program-program lain sebagai bentuk penanaman nilai patriotisme, nilai-nilai relegius dan nilai karakter lain
Pembiasaan tersebut merupakan penguatan berbagai karakter bagi peserta didik. Karakter tersebut adalah karakter tanggung jawab, disipin, menghargai orang lain dan lain-lain sebagaimana yanga ditetapkan di Kurikulum Merdeka maupun Profil Pelajar Pancasila dan Moderasi Beragama.
Pertama, tradisi berpantun dalam berbagai acara sebagai wujud melestariakan budaya dan sikap akomodatif terhadap budaya lokal. Pantun yang berisi petuah-petuah dan nasehat merupakan pengenalan konsep nilai-nilai sebagaimana yang terdapat dalam Gurindam 12.
Kedua, budaya Pencak Silat merupakan salah satu ekstra kurikulerl yang diselenggarakan di MTsN Karimun. Pencak Silat terdiri dari berbagai macam salah satunya adalah Silat Pengantin, yakni tradisi lokal yang masih kental dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Setiap perayaan nikah dalam salah satu rangkaian prosesi nikah adalah pertunjukan silat.
Ketiga, kompang merupakan salah satu budaya lokal yang hampir tidak pernah tertinggal dalam setiap kegiatan atau momen. Sebagaimana halnya silat, kompang juga terdiri berbagai jenis kompang dan kompang juga merupakan musik pengiring  silat pengantin dan pertunjukan seni budaya lainnya.
Keempat, Tari Persembahan merupakan tradisi lokal  dan melegenda dari masa ke masa tidak tertinggal dan selalu eksis pada hampir semua kegitan formal, semi formal bahkan non formal selalu tersedia penampilan Tari Persembahan bahkan terkadang tarian lainya.
Semua budaya lokal, budaya Melayu tidak hanya melatih ketrampilan fisik raga semata para peserta didik. Namun juga melatih ketrampilan hidup dan penanaman karakter baik karakter pribadi maupun karakter sosial mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H