1. Pembelajaran yang Bermakna
- Koneksi dengan kehidupan nyata: Hubungkan materi pelajaran dengan isu-isu aktual dan pengalaman siswa sehari-hari.
- Pembelajaran aktif: Libatkan siswa dalam kegiatan belajar yang menuntut mereka berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
- Pembelajaran berbasis proyek: Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan proyek yang menantang dan relevan dengan kehidupan mereka.
2. Lingkungan Belajar yang Kondusif
- Fostering budaya positif: Ciptakan suasana kelas yang inklusif, saling menghormati, dan menghargai perbedaan.
- Memberikan kebebasan: Berikan ruang bagi siswa untuk bereksplorasi, berinovasi, dan mengambil keputusan.
- Menjadi fasilitator: Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran, bukan hanya sebagai pemberi informasi.
3. Asesmen yang Otentik
- Beragam bentuk asesmen: Gunakan berbagai bentuk asesmen, seperti portofolio, presentasi, dan proyek, untuk menilai kemampuan siswa secara komprehensif.
- Berfokus pada proses: Selain hasil akhir, perhatikan juga proses yang dilalui siswa dalam menyelesaikan tugas.
- Memberikan umpan balik yang konstruktif: Berikan umpan balik yang spesifik dan bermanfaat untuk membantu siswa memperbaiki diri.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Beragam
- Kegiatan keagamaan: Membentuk karakter religius dan berakhlak mulia.
- Organisasi siswa: Melatih kepemimpinan, kerja sama, dan tanggung jawab.
- Kegiatan seni dan budaya: Mengembangkan kreativitas dan apresiasi terhadap keberagaman.
- Kegiatan olahraga: Menumbuhkan semangat sportivitas dan kesehatan.
5. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Komunitas
- Komunikasi yang efektif: Jalin komunikasi yang baik dengan orang tua untuk membangun sinergi dalam mendidik anak.
- Melibatkan komunitas: Ajak komunitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran siswa.
Contoh Kegiatan Pengembangan Elemen P5
- Beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia: Diskusi tentang nilai-nilai agama, kegiatan keagamaan, dan pengamalan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
- Mandiri: Memberikan tugas mandiri, proyek individu, dan kesempatan bagi siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
- Bergotong royong: Kegiatan kerja sama kelompok, bakti sosial, dan gotong royong membersihkan lingkungan.
- Berkebinekaan global: Mengadakan kegiatan pertukaran budaya, belajar bahasa asing, dan diskusi tentang isu-isu global.
- Bernalar kritis: Diskusi kelompok, analisis teks, dan pemecahan masalah.
- Kreatif: Kegiatan seni, musik, menulis, dan inovasi.
- Mengapa IPA dan IPS Digabung Menjadi IPAS dalam Kurikulum Merdeka?
Penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih holistik kepada siswa tentang dunia di sekitar mereka. Anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu. Dengan mengintegrasikan IPA dan IPS, diharapkan siswa dapat:
- Memahami keterkaitan antara alam dan sosial: Siswa akan lebih mudah melihat bagaimana fenomena alam (IPA) berinteraksi dengan kehidupan manusia (IPS).
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis: Siswa dilatih untuk menganalisis masalah yang kompleks dengan melibatkan berbagai aspek.
- Meningkatkan minat belajar: Pembelajaran yang terintegrasi membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Penggabungan IPA dan IPS menjadi IPAS didasarkan pada pemahaman bahwa pengetahuan tentang alam dan sosial tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling terkait dan saling mempengaruhi. Contohnya:
- Perubahan iklim: Perubahan iklim (IPA) tidak hanya berdampak pada lingkungan fisik, tetapi juga pada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat (IPS).
- Sumber daya alam: Pemanfaatan sumber daya alam (IPA) memiliki implikasi sosial, ekonomi, dan politik yang kompleks (IPS).
Dengan mempelajari IPAS, siswa akan lebih mampu:
- Menyelesaikan masalah kompleks: Siswa dilatih untuk melihat masalah dari berbagai perspektif dan mencari solusi yang komprehensif.
- Membuat keputusan yang bertanggung jawab: Siswa dapat mengambil keputusan yang mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.
- Menjadi warga negara yang baik: Siswa akan memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat.
IPAS: Membentuk Profil Pelajar Pancasila yang Holistik
Penggabungan IPA dan IPS menjadi IPAS sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila. Melalui pembelajaran IPAS, siswa dapat mengembangkan berbagai kompetensi, seperti:
- Bernalar kritis: Dengan menganalisis data dan informasi dari berbagai sumber.
- Kreatif: Dengan merancang solusi inovatif untuk masalah yang kompleks.
- Berkebinekaan global: Dengan memahami keberagaman budaya dan lingkungan.
- Bergotong royong: Dengan bekerja sama dalam menyelesaikan proyek kelompok.