Mohon tunggu...
Haryati Joewono
Haryati Joewono Mohon Tunggu... -

Peneliti Masalah Sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Merah Putih

14 Agustus 2011   11:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Agustus, bulan penuh arti bagi warga Negara Indonesia.

66 tahun  yang lalu , di bulan Agustus,

para pejuang , para pendiri dan tokoh pemuda, wanita dan semua masyarakat Indonesia berjuang dengan darah dan nyawa untuk memperjuangkan sebuah kemerdekaan bangsa ,

Tujuan utama agar bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan , dapat menentukan nasib sendiri, memiliki kebebasan untuk mencapai pendidikan dan kesejahteraan,

Setelah Merdeka, pada  jam 10.00 WIB. pada tanggal 17 Agustus 1945,  pertama sang Merah Putih , hasil jahitan tangan seorang ibu negara dikibarkan.

Sejak saat itu, setiap  tanggal 17 Agustus Sang Merah Putih, pagi hari dikibarkan di Istana Negara dan senja hari di turunkan. Selain itu di setiap rumah dan pertokoan akan berkibar sang Merah Putih dengan ukuran kecil .  Ada rasa bangga bisa mengibarkan merah putih,

Sekedar mengingatkan arti perjuangan untuk sebuah kemerdekaan suatu bangsa.

Juga mengingatkan apa makna dari Merah dan Putih.

Namun 66 tahun kemudian, sambil menunggu waktu buka puasa

dari hari ke hari sejak H minus 7 hingga H minus 3,

Hasil klinong klinong ke sejumlah pemukiman warga dari perumahan penduduk, perumahan rakyat, komplek perumahan elite, perumahan mewah dan perkantoran.

Sedih dan duka menyelimuti hati, tidak ada tampak Sang Merah Putihku berkibar di setiap rumah. di Pemukiman penduduk masih terlihat hampir di setiap rumah berkibar Sang Merah Putih. Hanya satu dua yang mungkin belum mengibarkan atau belum memiliki. Namun di sejumlah perumahan elite dan Mewah, tidak terlihat. Yang ada hanya umbul-umbul warna warni di sepanjang jalan. hanya satu dua rumah yang mengibarkan bendera. ketika di cermati, mereka umumnya adalah keluarga pendiri atau pejuang kemerdakaan negara Indonesia.

Terbayang dalam angan-angan , alangkah sedihnya para pendiri dan pejuang kemerdekaan Ini. Mengapa anak cucu sudah melupakan arti perjuangan sebuah kemerdekaan bumi pertiwi.

Sudah lunturkah pemahaman makna  Merah dan Putih???

Apakah pemahaman sebuah perjuangan suatu kemerdakaan bangsa  sudah luntur dan tidak dipahami oleh generasi masa kini???

Apakah sudah terlupakan sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini???

Kalau bendera Merah Putih sudah tidak mengandung makna apapun di hati masyarakat bagaimana dengan lambang Negara , Garuda Pancasila.  apakah masih ada masyarakat yang mengerti dan memahami arti sebuah lambang bagi suatu negara ????

Marilah kita mawas diri,  tergugah untuk tetap memelihara dan menjaga  amanah warisan para pendiri, pejuang  kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun