Mohon tunggu...
Titi Indahyani
Titi Indahyani Mohon Tunggu... -

Education back ground : Interior Design,Interior Decorator & Magister Management ------------\r\nProfessional Experiences : \r\nOverall Business of Interior Design, Furniture & Home Accessories, Lecturer+Subject Content Coordinator+PIC Research

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional 2010 - Part 2

16 April 2011   11:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istana Kepresidenan Tampak Siring, Gianyar - Bali

Senin, 26 Juli 2010

Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional 2010

Sebuah Catatan Dari Pengamat Kegiatan Anak

Udara yang sejuk langsung menyergap saat saya memasuki area Tampak Siring. Udara Pulau Bali yang tak seperti biasanya, lembab dan basah oleh hujan yang telah beberapa hari menyiram Denpasar dan sekitarnya seolah menyambut datangnya berbagai informasi dan kegiatan yang kelak akan sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan seni bagi anak-anak yang ditunggu oleh masyarakat luas.

Istana Kepresidenan Tampak Siring adalah tujuan saya. Seolah masih bermimpi saat saya menapaki halaman istana kepresidenan yang begitu membumi dan sederhana namun penuh dengan nuansa alam yang mampu menentramkan jiwa. Dengan ketenangan dan kedamaian alamnya yang mampu memberikan serta melahirkaninspirasi seni, maka sangatlah tepat bila LOMBA CIPTA SENI PELAJAR TINGKAT NASIONAL kali ini diadakan di Bali.

Nampaknya Bapak SBY sangat memahami bahwa kegiatan seni terutama lomba seni sangat membutuhkan tempat yang layak, yang mampu memberikan inspirasi bagi lahir dan terwujudnya hasil-hasil karya cipta lomba yang berkualitas. Beliau membuka kesempatan bagi anak-anak peserta lomba yang berbakat ini untuk tidak hanya sekedar mengikuti lomba seni, namun juga melihat langsung situasi dan kondisi lingkungan istana kepresidenan yang berada di luar kota. Istana Cipanas dan Istana Bogor merupakan tempat dilangsungkannya lomba yang ke-3 dan ke-4. Istana Tampak Siring yang konon amat jarang dipergunakan bagi kepentingan masyarakat umum menjadi tempat diadakannya lomba kali ini. Kami semua yang hadir mendapat kehormatan atas peristiwa yang istimewa ini.

Kegiatan lomba ini diadakan sebagai dukungan Presiden terhadap kerjasama antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan Kementerian Pendidikan Nasional untuk tetap bersama-sama menyelenggarakan salah satu program pembinaan anak-anak melalui ”Lomba Cipta Seni Anak-Anak”.

Syukurlah, setidaknya ada tiga hal yang patut disambut gembira dalam penyelenggaraan kali ini yaitu pertama, adanya penegasan dari Pemerintah bahwa seni dan budaya dapat membangun karakter bangsa. Penegasan ini ditandai dengan tema kegiatan ”Dengan Seni dan Budaya Membangun Karakter Bangsa”. Presiden menegaskan bahwa estetika yang tentunya erat kaitannya dengan seni, merupakan salah satu hal yang harus diperkuat bagi pembentukan watak kepribadian anak disamping logika dan etika, sebagai perwujudan kepedulian pemerintah untuk membangun karakter kepribadian bangsa sejak dini.

Kegiatan lomba ini dapat dimaknai merupakan salah satu upaya pembentukan karakter dan jati diri yang berakar pada budaya bangsa untuk membangun keberadaban bangsa. Membangun karakter budaya adalah tujuan pendidikan karakter yang ingin dikembangkanuntuk menumbuhkan kepenasaran intelektual (intellectual curosity) sebagai modal untuk mengembangkan kreativitas, daya inovatif, jujur namunmemiliki sopan santun. Kegiatan inipun merupakan bagian dari pendekatan pendidikan karakter antara lain mencakup pembiasaan-pembiasaan (habituasi) dan intervensi kebijakan yang diiharapkan dapat menjadi ajang interaksi, apresiasi dan kompetisi, yang akan semakin menumbuhkan kebanggaan dan semangat cinta tanah air di kalangan generasi muda sekaligus menggali dan mengangkat potensi serta kemampuan generasi penerus bangsa.

Hal yang kedua adalah, terdapat penambahan materi lomba, yang semula hanya lomba lukis, lomba cipta puisi dan lomba cipta lagu maka pada kali ini diadakan lomba desain motif batik. Adanya lomba ini merupakan perwujudan kepedulian pemerintah dalam melestarikan warisan seni budaya takbenda yang sudah diakui secara internasional, yaitu batik, dikalangan generasi muda. Langkah ini dapat pula sebagai upaya memupuk dan semakin menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan terhadap tanah air disamping pula merupakan wujud nyata dan komitmen kita semua kepada masyarakat dunia untuk melindungi dan mengembangkan warisan budaya takbenda, khususnya ”Batik”.

Yang ketiga dan tak kalah pentingnya adalah adanya penandatanganan kesepakatan (MOU) antara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan Menteri Negara BUMN perihal kewajiban bagi perusahaan BUMN menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu aktivitas yang berkaitan dengan pengembanganseni dan budaya. Dapat dikatakan bahwa MOU ini merupakan payung hukum bagi BUMN agar senantiasa membantu kegiatan di bidang seni dan budaya. MOU ini akan menjadi momentum bagi para pelaku bisnis baik pengusaha maupun perusahaannya untuk lebih peduli terhadap pengembangan seni dan budaya. Dengan peran serta dunia usaha khususnya di lingkungan BUMN, diharapkan kegiatan pengembangan pendidikan seni dan budaya bagi anak khususnya, akan bergema semakin kuat di masyarakat.

Nampaknya tujuan awal terbentuknya kegiatan Indonesia Kids Fair(IKF) yang semula terlihat bagai mimpi bagi banyak pihak berangsur-angsur mulai terwujud. Perjuangan tak kenal lelah yang menguras banyak tenaga dan pikiran demi mengangkat kembali pentingnya pendidikan seni dan budaya bagi pengembangan karakter anak ini awalnya berdasarkankeprihatinan yang amat mendalam atas menurunnya perhatian terhadap bidang pendidikan seni dan budaya bagi anak serta maraknya acara maupun kegiatan seni di berbagai lokasi maupun media terutama TV yang kurang mendukung pengembangan pendidikan karakter anak. Seyogyanya kualitas kegiatan seni anak tersebut merupakan tanggung jawab moral semua lapisan masyarakat yang sudah mulai apatis terhadap kondisi ini. Akhirnya perjuangan tersebut mendapat ”pengakuan” dengan hadirnya saya sebagai perwakilan IKF serta respon positif dari pemerintah yang telah mengangkat dan menjadikanseni dan budaya sebagai pembangun karakter bangsa, menjadi tema utama lomba, pelestarian warisan budaya dengan skala nasional dan internasional serta adanya payung hukum bagi pengembangan kegiatan seni dan budaya yang melibatkan peran serta BUMN. Semoga saja langkah yang telah diambil pemerintah kali ini dapatterjembatani dan tersosialisasi dengan baik antara lain dengan adanya wadah yang menampung berbagai kegiatan apresiasi dan ekspresi seni yang melibatkanunsur pemerintah, dunia usaha, institusi pendidikan dan masyarakat luas seperti IKF.

Titi Indahyani

Pengamat Kegiatan Anak

Inspirator & Project Team Leader Indonesia Kids Fair

http://childrenartsongmusic.ning.com

Fb Group : KIDS FAIR ASSIC COMPEX-Komunitas Seni, Lagu Dan Musik Anak

Facebook : Kids Fair

Twitter : @assic.creative

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun