Baru-baru ini saya membaca sebuah postingan di sebuah akun media sosial yang kebetulan lewat di beranda saya. Akun tersebut mengomentari sebuah postingan dari media sosial pemerintah yang kebetulan memberitakan sebuah kegiatan yang baru saja kami selenggarakan, yaitu "Rapat Evaluasi Pengelolaan Pengaduan di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru Tahun 2024 dan Optimalisasi Pengelolaan Pengaduan dan Pengawasan oleh Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan" dan menyandingkannya dengan foto kampanye Wali Kota Banjarbaru terpilih yang ditetapkan KPU Banjarbaru.
Akun ini mempertanyakan salam yang digunakan saat sesi foto bersama yang menggunakan simbol jari jempol dan telunjuk membentuk huruf "L" padahal belum ada penetapan KPU (mungkin maksudnya belum ada keputusan Mahkamah Konstitusi karena hasil pilkada Banjarbaru digugat ke Mahkamah Konstitusi).Â
Saya langsung menjelaskan kepada pemilik akun kalau simbol "L" pada foto tersebut bukan merujuk pada nama Wali Kota Banjarbaru terpilih yang ditetapkan KPU Banjarbaru tapi merupakan salam "LAPOR!" yang sudah digunakan tidak hanya oleh Banjarbaru, tapi juga semua kabupaten/kota, provinsi, dan kementerian. Menurut saya kesalahpahaman perlu dijelaskan, terlepas dari penjelasan tersebut diterima atau tidak. Ternyata di salah satu komentar juga ada yang menyebutkan kalau simbol jari yang membentuk huruf "L" juga merupakan simbol salam literasi.
Dalam berbagai kegiatan atau acara, foto bersama bukan sekadar dokumentasi. Foto bersama sering menjadi sarana menyampaikan pesan simbolis yang kuat kepada masyarakat. Salah satu cara unik dan kreatif untuk melakukannya adalah melalui gerakan tangan, yang menggambarkan nilai atau pesan tertentu dari acara tersebut.Â
Gara-gara postingan dari akun tersebut saya jadi terinspirasi membuat tulisan ini dan mencari simbol jari yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan.
1. Telapak Tangan Terbuka: "Stop Narkoba"
Ketika kegiatan diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) atau organisasi lain yang fokus pada pemberantasan narkoba, simbol telapak tangan terbuka menjadi pilihan populer. Gerakan ini melambangkan ajakan untuk berhenti, sebuah seruan tegas kepada masyarakat agar menjauhi narkoba. Dengan telapak tangan terbuka menghadap kamera, pesan "Stop Narkoba" menjadi jelas, kuat, dan universal, mudah dipahami oleh semua kalangan tanpa batasan bahasa.
2. Jempol dan Telunjuk Membentuk Huruf L
Dalam kegiatan yang berkaitan dengan dunia literasi, seperti seminar membaca, lomba menulis, atau peluncuran buku, simbol jempol dan telunjuk yang membentuk huruf "L" sering digunakan. "L" di sini merujuk pada literasi, menggambarkan pentingnya kemampuan membaca dan menulis dalam membangun masyarakat yang cerdas dan kritis.Â
Gerakan ini juga dapat digunakan untuk menyimbolkan "salam Lapor", misalnya dalam kampanye anti-korupsi atau layanan pengaduan publik, sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk aktif melaporkan keluhan terkait pelayanan publik, baik berupa SDM, sarana prasarana, persyaratan, mekanisme pelayanannya, hingga penyalahgunaan wewenang.
3. Peace Sign (V dengan Dua Jari)
Simbol Jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V, sementara jari lainnya dilipat biasa digunakan dalam konteks Protes damai, kampanye anti-kekerasan, atau momen kemenangan dalam pertandingan. Simbol ini sering digunakan untuk melambangkan perdamaian ("peace") atau kemenangan ("victory").
Namun, di Inggris dan kawasan lain di Britania Raya, dua jari yang diangkat di Britania Raya sama dengan menunjukkan jari tengah. Hal itu berarti simbol dua jari atau yang biasa dikenal dengan simbol "peace" ini memiliki arti menghina, mengejek, atau menantang. Simbol tangan dua jari itu dianggap menghina jika telapak tangan menghadap belakang atau punggung tangan yang menghadap depan dan menuju penerima isyarat. (sumber : http://blog.via.id/)
4. Thumbs Up (Jempol ke Atas)
 Jari jempol diangkat ke atas, sementara jari lainnya mengepal biasa bermakna persetujuan, dukungan, atau apresiasi. Dalam konteks, simbol ini dianggap "like" atau menyukai postingan pemilik akun. Hal ini bisa juga menunjukkan semangat positif.
5. Fist Pump (Tangan Mengepal)
Tangan dikepalkan bermakna solidaritas, kekuatan, atau pemberontakan. Simbol tangan mengepal biasa digunakan saat kampanye hak asasi manusia, gerakan protes, atau sorak kemenangan. Simbol ini juga bisa bermakna semangat.
Â
6. Finger Heart (Hati dengan Jari)
Ibu jari dan telunjuk membentuk simbol hati kecil merupakan simbol kasih sayang atau cinta. Hal ini sering dikaitkan dengan budaya Korea Selatan. Simbol jari ini sering terlihat di beberapa drakor, konser K-pop, Â maupun foto bersama anak-anak remaja.
7. OK Sign (Lingkaran dengan Jempol dan Telunjuk)
Jempol dan telunjuk membentuk lingkaran, sementara tiga jari lainnya terbuka sering melambangkan kata "OK," sempurna, atau setuju. Namun, tetap hati-hati ya, karena dalam beberapa budaya, simbol ini bisa dianggap ofensif.
8. Rock On (Tanduk dengan Jari)
 Jari telunjuk dan kelingking diangkat, sementara jari lainnya dilipat sering digunakan sebagai simbol semangat, sering dikaitkan dengan musik rock atau heavy metal. Ada pula yang menggunakan jempol, telunjuk, dan kelingking diangkat, sementara dua jari lainnya dilipat. Simbol ini sering terlihat pada konser, acara musik, atau menunjukkan ekspresi antusiasme.
9. One Finger Pointing Up (Telunjuk ke Atas)
Jari telunjuk diangkat lurus ke atas, sementara jari lainnya mengepal sering bermakna keunggulan, Tuhan, atau perhatian pada satu hal utama. Beberapa orang sering menggunakannya saat pidato, seminar motivasi, maupun acara religius.
10. Crossed Fingers (Jari Bersilang)
Jari tengah disilangkan di atas telunjuk memiliki banyak makna. Simbol ini bisa bermakna keberuntungan atau harapan bila digunakan dalam situasi di mana seseorang berharap akan sesuatu yang baik terjadi. Namun, dalam konteks tertentu, terutama di budaya Barat, simbol ini dapat menunjukkan niat untuk "menyilang janji" atau mengatakan sesuatu yang tidak benar. Jika seseorang menyilangkan jari di belakang punggungnya saat berbicara, itu berarti dia sedang berbohong atau tidak berniat menepati janjinya. Hal ini biasanya muncul dalam cerita, film, atau konteks informal yang menggambarkan kebohongan dengan sengaja.
Simbol tangan memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan. Simbol tangan dipercaya dapat membuat pesan melekat lebih lama. Saat foto tersebut diunggah ke media sosial atau dicetak dalam media publikasi, gerakan tangan menjadi pengingat visual akan pesan utama acara. Selain itu, simbol tangan dalam foto bersama juga dapat menciptakan rasa kebersamaan.Â
Pada tahun 2019, "OK Sign" (jempol dan telunjuk membentuk lingkaran) sempat disalahartikan sebagai simbol kebencian oleh sebagian orang, terutama di Amerika Serikat. Ini terjadi karena gerakan tersebut dipropagandakan oleh kelompok-kelompok tertentu sebagai simbol supremasi kulit putih. Padahal, bagi banyak orang, simbol ini berarti "OK" atau "semuanya baik-baik saja." Kesalahpahaman ini menyebabkan beberapa orang terkena sanksi sosial dan profesional hanya karena menggunakan gerakan yang biasa.
Simbol tangan sering kali memiliki konteks yang luas dan berbeda-beda sesuai dengan budaya, acara, atau tujuan tertentu. Kesalahpahaman terhadap simbol tangan dapat berdampak serius bagi individu atau kelompok. Penting untuk memahami konteks penggunaan simbol dan menghargai perbedaan budaya serta interpretasi. Â
Jangan cepat menilai berdasarkan asumsi atau prasangka yang belum terbukti kebenarannya. Penting untuk mencari informasi yang jelas sebelum membuat penilaian atau menyebarkan asumsi. Yuk ... bijak dan tidak tergesa-gesa menilai sesuatu berdasarkan persepsi pribadi semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H