9. One Finger Pointing Up (Telunjuk ke Atas)
Jari telunjuk diangkat lurus ke atas, sementara jari lainnya mengepal sering bermakna keunggulan, Tuhan, atau perhatian pada satu hal utama. Beberapa orang sering menggunakannya saat pidato, seminar motivasi, maupun acara religius.
10. Crossed Fingers (Jari Bersilang)
Jari tengah disilangkan di atas telunjuk memiliki banyak makna. Simbol ini bisa bermakna keberuntungan atau harapan bila digunakan dalam situasi di mana seseorang berharap akan sesuatu yang baik terjadi. Namun, dalam konteks tertentu, terutama di budaya Barat, simbol ini dapat menunjukkan niat untuk "menyilang janji" atau mengatakan sesuatu yang tidak benar. Jika seseorang menyilangkan jari di belakang punggungnya saat berbicara, itu berarti dia sedang berbohong atau tidak berniat menepati janjinya. Hal ini biasanya muncul dalam cerita, film, atau konteks informal yang menggambarkan kebohongan dengan sengaja.
Simbol tangan memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan. Simbol tangan dipercaya dapat membuat pesan melekat lebih lama. Saat foto tersebut diunggah ke media sosial atau dicetak dalam media publikasi, gerakan tangan menjadi pengingat visual akan pesan utama acara. Selain itu, simbol tangan dalam foto bersama juga dapat menciptakan rasa kebersamaan.Â
Pada tahun 2019, "OK Sign" (jempol dan telunjuk membentuk lingkaran) sempat disalahartikan sebagai simbol kebencian oleh sebagian orang, terutama di Amerika Serikat. Ini terjadi karena gerakan tersebut dipropagandakan oleh kelompok-kelompok tertentu sebagai simbol supremasi kulit putih. Padahal, bagi banyak orang, simbol ini berarti "OK" atau "semuanya baik-baik saja." Kesalahpahaman ini menyebabkan beberapa orang terkena sanksi sosial dan profesional hanya karena menggunakan gerakan yang biasa.
Simbol tangan sering kali memiliki konteks yang luas dan berbeda-beda sesuai dengan budaya, acara, atau tujuan tertentu. Kesalahpahaman terhadap simbol tangan dapat berdampak serius bagi individu atau kelompok. Penting untuk memahami konteks penggunaan simbol dan menghargai perbedaan budaya serta interpretasi. Â
Jangan cepat menilai berdasarkan asumsi atau prasangka yang belum terbukti kebenarannya. Penting untuk mencari informasi yang jelas sebelum membuat penilaian atau menyebarkan asumsi. Yuk ... bijak dan tidak tergesa-gesa menilai sesuatu berdasarkan persepsi pribadi semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H