Untuk jalur prestasi non akademik di SMA A, selain melampirkan sertifikat ternyata ada juga Uji Kelayakan. Jadi, para calon siswa/siswi akan diuji berdasarkan sertifikat prestasi yang dilampirkan. Ada banyak prestasi yang ditampilkan anak-anak saat itu. Karate, berenang (di kolam renang milik Pemerintah), memanah, lari, menyanyi, PASKIBRA, tahfiz, menari, dll. Hasil akan diumumkan keesokan harinya melalui Surat Uji Kelayakan. Dalam bayangan saya di surat tersebut akan tertulis LAYAK/TIDAK LAYAK. Ternyata, di surat hanya mencantumkan nilai poin yang didapat oleh calon siswa/siswi berdasarkan sertifikat yang dilampirkan dan hasil uji kelayakan. Waduh, belum aman nih.
PPDB Online sendiri baru dibuka 3 hari setelah Uji Kelayakan tersebut. Nah, setelah selesai proses pendaftaran, jangan lega dulu. Karena akan ada seleksi nilai/jarak secara sistem. Untuk yang mendaftar melalui sistem zonasi akan diurut berdasarkan jarak terdekat dari sekolah. Artinya, yang jarak rumahnya paling jauh akan tereliminasi secara sistem ketika ada pendaftar baru yang jarak rumahnya lebih dekat. Begitu juga dengan yang mendaftar melalui jalur prestasi nilai rapor maupun non akademik.
Waktu 3 hari yang digunakan untuk masa pendaftaran merupakan waktu yang sangat menegangkan bagi saya sebagai orangtua. Oh iya, untuk pendaftaran SMA, calon siswa boleh memilih 2 SMA/SMK negeri dan 1 SMA/SMK swasta. Bila pilihannya SMA, maka pilihan 2 dan 3 nya juga harus SMA. Begitu juga bila memilih SMK.
Bagaimana bila kedua pilihan tidak ada yang masuk? Cabut berkas atau membiarkan Dinas Pendidikan memilihkan sekolahnya. Seribet itu? Iya. Jadi mengerti kan kenapa saya sedeg-degan itu menunggu hasil pengumumannya.
Sebenarnya selain 5 jalur di atas, ada satu jalur lagi yang bisa digunakan, yaitu jalur gaib. Melalui jalur ini, calon peserta didik sudah pasti diterima. Cukup merogoh kocek lebih dalam. Dan buat saya yang kantongnya tidak begitu dalam, jalur ini tidak ada di plan manapun.
Saat tulisan ini dibuat, nama si Sulung masih tepantau ada di list. Semoga sampai batas akhir pendaftaran, namanya tidak bergeser.
Terlepas diterima/tidaknya si sulung di SMA A, B, atau SMA lainnya. Saya menikmati prosesnya. Dan saya yakin di SMA manapun si sulung diterima, itu adalah sekolah terbaik baginya, bagi agamanya, dan bagi masa depannya kelak. Amiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI