Mohon tunggu...
Titiek Septiningsih
Titiek Septiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - IRT yang merangkap sebagai ASN dan mencoba mengasah kemampuan menjadi penulis

5 tahun bergabung di Sekolahalam Bontang (2003-2008). Saat ini mengabdikan diri sebagai ASN di Kota Banjarbaru

Selanjutnya

Tutup

Film

Hotel Mumbai: Akibat Doktrin yang Ditelan Mentah-Mentah

15 Mei 2024   13:57 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:59 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.orami.co.id/magazine/film-hotel-mumbai

Hotel yang dianggap aman, berubah mencekam saat kelompok LeT mulai memasuki hotel dan menembak orang-orang secara membabi buta. Suasana mencekamnya cukup terasa.

Beberapa staf hotel yang berdedikasi memilih untuk mempertaruhkan hidup guna melindungi tamu, namun beberapa berusaha keluar dari hotel.

Memang benar ya, dalam keadaan terdesak sifat asli seseorang memang akan terlihat. Ada yang berusaha menyelamatkan diri sendiri, tidak peduli dengan keselamatan orang lain, ada juga yang berusaha menyelamatkan orang yang tidak dikenalnya karena rasa kemanusiaan.

https://www.orami.co.id/magazine/film-hotel-mumbai
https://www.orami.co.id/magazine/film-hotel-mumbai


Saya tidak akan mendeskripsikan apa yang terjadi di hotel pada saat itu, siapa yang tertembak, atau aksi apa yang dilakukan polisi, staf hotel khususnya Arjun, Oberoi, ataupun tokoh lain yang ada di film ini karena kalian dapat menontonnya sendiri. Tapi, saya tertarik dengan adegan ketika salah seorang penyerang menghubungi ayahnya dan menanyakan kabarnya. Ekspresinya ketika menangis dan menanyakan apakah ayahnya sudah menerima uang dan meminta ayahnya tetap tenang karena ia yakin orang yang menjanjikan uang itu adalah orang yang mulia karena berani bersumpah dengan Al Quran. Saya juga tertarik dengan keyakinan mereka bahwa apa yang mereka lakukan akan berbuah surga. 

Melalui adegan ini saya berasumsi kalau anggota kelompok ini benar-benar mempercayai doktrin yang diberikan oleh pemimpin mereka tanpa mencari tahu kebenarannya. Hanya karena si pemimpin berani bersumpah dengan Al Qur'an, para anggota langsung meyakini kalau si pemimpin tidak mungkin berbohong. Mereka meyakini kalau seseorang berani bersumpah atas nama Al Quran yang notabene merupakan kitab suci umat Islam, maka mereka adalah orang yang mulia. Kupikir mereka terlalu naif. Mereka lupa bahwa di Al Quran itu sendiri diceritakan ada segolongan manusia yang mengucapkan sumpah dengan menyebut nama Allah namun neraka jahanam tempat kembalinya.

Saya lalu teringat 5 ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Membaca menjadi hal pertama yang disampaikan oleh Allah kepada nabi-Nya yang saat itu tidak bisa membaca dan menulis. Karena hal-hal yang tidak diketahui diajarkan oleh-Nya. Doktrin akan ditelan mentah-mentah ketika tidak ada keinginan untuk membaca, mempelajari apa sesungguhnya ajaran-Nya.

Saya pun termasuk orang yang tertatih-tatih dalam mempelajari ayat-Nya. Tapi saya meyakini tidak ada kebaikan di atas penderitaan orang lain. Semoga orang-orang seperti Arjun dan Oberoi selalu dilindungi oleh-Nya.

Saya suka film ini.  Pertama karena cerita ini diangkat dari kisah nyata. Kedua, karena ketegangan saat menonton film ini cukup terasa. Ketiga, karena tokoh di film ini gabungan antara orang India dan Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun