Munculnya golongan-golongan radikal pun memperparah keretakan yang ada di dalam masyarakat. Golongan ini mulai menghasut masyarakat untuk memandang pluralisme sebagai sesuatu yang harus dihilangkan. Seperti yang dikatakan oleh Soekarno bahwa kita akan menghadapi orang-orang indonesia sendiri untuk mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia.
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 255 juta jiwa dengan berbagai keberagaman yang ada, maka tidak akan mungkin menjadikan masyarakat menjadi seragam semuanya. Satu agama, satu suku, dan, satu Bahasa. Meskipun kita memiliki Bahasa Indonesia tetapi masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang masih menggunakan Bahasa daerahnya masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa persatuan adalah harga mati bagi Indonesia.
Tanpa adanya persatuan, bangsa Indonesia bukanlah apa-apa. Melainkan sebuah bangsa yang akan runtuh.
Tidak penting agama, ras, suku, ataupun kepercayaan yang kita anut, kita semua adalah masyarakat bangsa Indonesia yang memiliki kewajiban yang sama yaitu untuk menjaga persatuan di negeri ini dan ikut serta dalam menjadikan negeri ini menjadi negeri yang lebih baik dari sebelumnya.
Seperti yang dikatakan oleh mantan presiden RI, Abdurrahaman Wahid:
“Tidak penting apapun agama atau sukumu… Kalau kamu bisa melakukan yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya agamamu….”
Jadi semua kembali kepada pribadi masing-masing, bagaimana melihat sebuah perbedaan. Apakah sebagai suatu hal yang baik atau suatu hal yang buruk dan perlu dihilangkan.
-David Titian, Pelajar SMA Kolese Kanisius-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H