Mohon tunggu...
Titi Alfa  Khairia
Titi Alfa Khairia Mohon Tunggu... -

Seorang Blogger dan pembelajar seumur hidup, menulis 3 buku fiksi dalam antologi, akan terus menulis untuk kehidupan.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah 6 Cara Efektif Merawat Kerukunan Umat Beragama di Era Media Sosial

14 September 2016   15:48 Diperbarui: 14 September 2016   15:54 2259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapapun kita, apapun afiliasi kepercayaan, budaya dan politik yang kita anut, kita mendapat porsi hak dan kebebasan  yang sama di mata hukum. Akan tetapi dalam setiap hak ada kewajiban yang sama pula. Kewajiban kita sebagai warga dunia umumnya dan warga Indonesia pada khususnya adalah : "Menjaga Keseimbangan Sosial dan Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama,"  antar warga negara dan dunia. 

2. Mampu Menahan Diri, Jangan Mudah Terpancing, Tinggalkan Perdebatan yang Sia-sia

Tak pelak lagi, dengan terjun dalam kancah pengguna media sosial, acapkali kita terlibat dalam diskusi tentang segala macam kejadian  terkini baik itu menyangkut kejadian politik, agama, sosial, ekonomi hingga gosip tentang kehidupan pribadi seorang public figure. 

Seringkali perdebatan menjadi demikian sengitnya, panas membara hingga membuat banyak orang bertengkar berhari-hari bahkan bisa berbulan-bulan kemudian karena pembahasan suatu masalah yang tak ada ujung pangkalnya.

Menyikapi satu kejadian dengan emosi, membuat banyak orang jadi lupa diri dan menghalalkan segala cara untuk mememangkan perdebatan, yang seringnya sangat bertele-tele dan sia-sia.  Sikap arogan, merasa diri paling benar, menganggap orang yang berbeda pendapat adalah musuh yang harus dijatuhkan membuat banyak orang tak lagi menjaga adat ketimuran dan tanpa risih mengeluarkan simpanan isi kebun binatang ke ranah media sosial.

Untuk mencegah terjadinya hal yang memalukan lagi sia-sia seperti ini, dibutuhkan sikap dewasa, mawas diri, mampu menahan diri dari melampiaskan emosi terhadap siapa saja yang berseberangan pendapat. Ingatlah bahwa semua orang tentu punya pikiran yang sama, merasa pendapatnya paling baik dan paling benar. Untuk itu lebih baik menahan diri dari meladeni omongan kasar yang menyakitkan. Perbanyak istighfar. Sampaikan pendapat seperlunya, dengan pilihan kata yang elegan, singkat, padat dan tepat sasaran. Lalu tinggalkan  debat kusir, dan kerjakan hal lain yang lebih bermanfaat. Inilah akhlak seorang Muslim yang sejati. 

Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wa Salam bersabda:
"Aku menjamin sebuah rumah di bagian dasar surga bagi mereka yang meninggalkan perdebatan (yang sia-sia) meskipun ia benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di bagian tengah surga bagi mereka yang meninggalkan dusta, meskipun ia hanya bercanda. Dan aku menjamin rumah di bagian atas surga  bagi mereka yang membaguskan akhlaknya"
(Hadist riwayat Abu Dawud dalam kitab Al Adab, Hadit nomor 4167)

3. Hargai Pendapat Orang Lain

Jangan menganggap dirimu paling benar, dan hanya dirimu yang boleh berpendapat. Berilah kesempatan orang lain untuk menyampaikan pendapatnya sesuai apa yang diyakininya. Jika ingin menyanggah, sanggahlah dengan cara yang santun, pilihlah kata-kata yang baik. Jangan mudah mengeluarkan kata-kata kasar, makian dan umpatan hanya karena berasumsi, engkau tiak benar-benar bertemu orang tersebut di dunia nyata.
jangan membantah tanpa dasar yang hanya menampakkan kebodohan, bantahlah dengan dasar yang valid.  
Inilah cara yang benar dalam menjaga #ToleransiEraMedia.

toleransi-era-media2-57d90e8bda93730747997f29.jpg
toleransi-era-media2-57d90e8bda93730747997f29.jpg
4. Tulis Opinimu di Blog atau Buat Catatan di Facebook

Untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di era sosial, bukan berarti mengkebiri hak kita untuk berpendapat sesuai keyakinan kita masing-masing. Namun alangkah lebih baiknya untuk tidak melibatkan diri dalam debat kusir yang panas, sia-sia dan berpotensi merusak hubungan pertemanan, kekeluargaan hingga relasi bisnis hanya karena tidak mau saling mengalah dan memperturutkan hawa nafsu untuk saling menjatuhkan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun