Mohon tunggu...
Titi Alfa  Khairia
Titi Alfa Khairia Mohon Tunggu... -

Seorang Blogger dan pembelajar seumur hidup, menulis 3 buku fiksi dalam antologi, akan terus menulis untuk kehidupan.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menerbitkan E-book sebagai Solusi

25 Agustus 2014   02:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:40 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Amerika , pada tahun 2014, 28% pembaca dewasa memilih membaca e-book, sedang tahun sebelumnya, yakni 2013 masih sejumlah 23%. (sumber:  Wikipedia). Ini berarti ada trend peningkatan dari tahun ke tahun seiring semakin banyaknya pengguna tablet, komputer dan smartphone. Bahkan Amazon sebagai  toko buku online terbesar di dunia, menerbitkan kindle -3, sebuah perangkat yang dikhususkan untuk membaca buku-buku yang diterbitkan secara online atau dikenal dengan e-book.

[caption id="attachment_339470" align="alignleft" width="384" caption="Kindle-3 alat pembaca e-book dari Amazon.com"]

14088391922077168469
14088391922077168469
[/caption]

Sejak cikal bakal pemikiran oleh Bob Brown di tahun 1930, hingga penulisan dokumen online pertama oleh Michael S Hart (1971) sebagai bentuk e-book pertama, saat ini trend penerbitan dan pembacaan e-book semakin meningkat secara signifikan.

Masalahnya adalah menerbitkan secara E-book gampang dibajak, harga jualnya rendah, kurang menarik dan masih banyak masyarakat yang enggan membeli buku dalam bentuk e-book, mungkin itu yang akan kita dengar.  Tapi bukannya untuk membiasakan sesuatu yang baru itu kita memang memerlukan waktu dan ketekunan untuk mensosialisasikannya?

Tak sedikit hal-hal baru yang semula dianggap aneh, ngga mungkin,sulit diterapkan, pada akhirnya menjadi hal yang biasa bahkan membuat orang kecanduan? Contahnya dulu handphone pada awalnya dianggap mahal dan hanya orang kaya saja yang mampu membelinya. Sekarang? tukang sayur dan para asisten rumah tangga-pun tak mau ketinggalan membeli smartphone dan aktif di media sosial.

Masalahnya hanya soal waktu dan kebiasaan. Menerbitkan buku dalam bentuk e-book memang sampai saat ini masih kalah pamor dengan menerbitkan buku secara konvensional, tapi segera trend ini akan semakin diminati, sehubungan dengan kepraktisannya dan kemudahannya. Bukankah hampir setiap orang sekarang sudah menenteng smartphone dan tablet yang harganya semakin terjangkau? Jadi mengapa tidak menerbitkan e-book ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun