Mohon tunggu...
titi tatan
titi tatan Mohon Tunggu... -

berjalan dengan nurani... dan kekuatan dari Gusti Allah...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

bumil..

31 Juli 2010   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Indahnya menjadi ibu hamil..

Aku sedang hamil 7 minggu, kebahagianan meliputiku karena semua orang yang mengelilingiku mencintaiku..

Bayi di rahimku ... , entah sedang apa dia di dalam sana... aku menjaganya dengan sangat hati-hati.. banyak kebiasaanku kuubah karena dia yang ku tahu merupakan titipan dari Dia..

Aku pecinta kopi..., aku mencoba menguranginya... dan aku lepas.... berhasil...

Aku suka gosip..., aku mencoba menguranginya... dan hmmm... untuk yang satu ini sudah mendingan sih..

Aku bukan seorang wanita yang mudah memaafkan kesalahan orang lain. Malah masuk tipe pendendam, bagaimana dengan ini?

Yaa Tuhan ku, sulit sekali untuk memberikan pengampunan kepada orang lain. Aku muak dengan ini semua, setiap dendam ku itu bagaikan sebilah pisau yang menggorok batang leherku secara pelan namun pasti. Aku mengharap dia yang kesakitan, tapi justru aku menangis merasakan gorokan itu.

Aku bingung, bayi dirahimku tentu ingin kedamaian, kebahagiaan dan ketenangan dari ibunya. Aku berada di posisi yang sulit. Antara egoku sebagai manusia, dan keinginanku memberi contoh yang baik bagi janin ku, bayi di rahimku..

Ya Tuhan..., ampunilah dosaku. Betapa mahal harga diri yang kupatok sehingga sulit untuk meminta maaf dan memaafkan orang lain. Aku tidak ingin anakku merasakan keboborokan ibunya ini. Tuhan tolong aku...

Aku mendorong diriku sekuat tenaga, aku ingin bangun dari ini semua, menjadi pribadi yang baik demi aku sendiri, demi anakku, dan demi Tuhan. Aku mulai mengoreksi diriku sendiri, aku beranggapan ketika Tuhan sudah mempercayakan seorang janin tumbuh dirahimku, pasti dia sudah mempercayai bahwa aku mampu menjadi teladan buat anakku... Itulah yang menguatkan ku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Hari ini peristiwa besar terjadi padaku, yang mungkin akan mengubah hidupku kedepan. Setelah bertengkar dengan iparku, aku langsung meminta maaf padanya.. hehehe.. ga penting memang, tapi ini awal dari diriku yang baru. Meninggalkan ego, untuk meminta maaf ternyata tidak sesulit yang ku bayangkan ketika itu dilakukan secara tulus.

Duh Gusti, kulo matur sembah nuwun

Semoga anakku mampu merasakan usaha ibundanya, untuk sama-sama belajar menjadi lebih baik lagi..

Anakku, aku akan berusaha menjadi "baik" dulu sebelum aku menyuruhmu untuk menjadi anak yang baik...

Kupersembahkan untuk anakku, bunda menunggumu nak... Salam cinta dari ayah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun