Mohon tunggu...
Titi Warsiti
Titi Warsiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang yang simple, ceria dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan Mental dan Kekuatan Fisik

25 Maret 2011   23:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:26 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_96827" align="alignleft" width="240" caption="Penjual Koran, from google image"][/caption] Disaat aku sedang santai di rumah tanpa sengaja aku melihat pemberitaan di salah satu televisi swasta yang sedang meliput seorang penderita cacat fisik yang berjualan koran menggunakan kursi roda, tapi orang ini memiliki mental sekuat baja dan tidak pernah menyerah dengan segala kekurangan dan keterbatasan fisiknya, dengan berjualan koran di lampu merah bersama kursi rodanya dia berani menanggung resiko besar sekalipun mengancam keselamatan jiwanya, ya orang ini sangat memberikan inspirasi bagi banyak orang yang lewat di lampu merah itu, ada yang membeli korannya karena rasa kasihan, ada yang memang sudah menjadi langganan tetapnya dan banyak lagi alasan para pembeli yang membeli koran darinya. Sungguh ini merupakan pemandangan yang sangat mengharukan buatku, diantara sekian banyak orang yang diberi banyak kelebihan dan kesempurnaan fisik, tapi tidak memiliki semangat hidup dan kesempurnaan mental seperti orang cacat yang menjadi fokus berita itu, ya... masih banyak kita jumpai orang-orang yang memiliki kesempurnaan fisik, tapi tidak mau bekerja buat dirinya sendiri bahkan masih digenapi dengan seringnya mereka mengeluh, meratapi nasib dan tidak sedikit yang menyalahkan pihak lain atas keadaan yang ada pada dirinya itu. Semua yang aku lihat ini aku ceritakan kepada Ibuku dan Ibukupun memberikan nasehatnya kepadaku, kata Ibuku, "itulah Ti...tidak semua orang menyadari keadaan dirinya, masih banyak orang yang bisanya hanya mengeluh, meratapi nasib, mengharapkan bantuan pihak lain tanpa ada usaha sedikitpun, padahal Allah telah memberikan kesempurnaan fisik buat mereka, tapi mereka memiliki kelemahan yang sangat mereka tidak sadari yaitu kelemahan mental, sangat berbeda dengan orang cacat yang ada di berita itu, sekalipun memiliki fisik yang cacat dengan segala kekurangannya, tapi mereka memiliki kekuatan mental yang sangat bagus, sehingga mereka akan berusaha dengan cara apapun untuk memperjuangkan hidup dan cita-citanya, dan tidak sedikit yang bisa melebihi kesuksesan dari kita-kita yang memiliki fisik yang normal". Lalu aku menanyakan, apa yang membuat hal ini bisa terjadi Ibu? Ibuku menjawab, "kekuatan mental lebih berharga dari kekuatan fisik dan mental yang lemah lebih parah daripada fisik yang lemah" Awalnya aku tidak memahami apa yang dimaksud oleh Ibuku, namun setelah Ibuku menjelaskan, maka aku memahami sepenuhnya, inilah penjelasan dari Ibuku ; Salah satu kelemahan terburuk yang sering kali kita timpakan pada diri kita adalah hilangnya keinginan untuk membantu diri sendiri, hanya ada satu pertumbuhan sejati dalam diri kita dan itu adalah tumbuh dengan membantu diri sendiri, pertumbuhan inilah yang sering hilang pada diri seseorang, akibatnya orang itu memiliki mental yang lemah, mudah menyerah, sering mengeluh, bahkan sering menyalahkan keadaan sekelilingnya. Mental yang lemah jauh lebih berbahaya dari fisik yang lemah, oleh karena itu kita selalu diajarkan untuk mengembangkan diri kita sendiri, dengan menimbulkan kesadaran diri (self awareness) akan pentingnya sebuah 'semangat' yang akan memacu timbulnya 'keinginan' untuk memperjuangkan hidup bagi dirinya sendiri. Bagi mereka yang memiliki mental yang lemah tidak memiliki 'kepercayaan diri', akibatnya tidak percaya dengan kekuatannya sendiri, bahkan bagi mereka yang memiliki mental yang lemah tidak mengerti dan memahami perbedaan antara 'ingin berhasil' dan 'berusaha untuk berhasil', kalau ingin berhasil umumnya hanya sebatas angan-angan semata tanpa diikuti upaya/ikhtiar, tapi sebaliknya berusaha untuk berhasil selalu diikuti dengan upaya/ikhtiar yang kuat untuk mencapainya, pengertian dan pemahaman inilah yang membedakan pemilik mental yang lemah dengan pemilik mental yang kuat. Bagi pemilik mental yang kuat sekalipun memiliki fisik yang cacat, tapi mereka mengerti dan memahami sekali makna 'ingin berhasil' dan 'berusaha untuk berhasil' dalam kehidupan mereka, jadi pesan ibuku kepadaku adalah Aku harus memiliki mental yang kuat, harus percaya pada kekuatan sendiri, jangan mudah menyerah, jangan pernah mengeluh dan pahami makna 'ingin berhasil' dan 'berusaha untuk berhasil', dan biasakan berdoa kepada Allah SWT, niscaya kamu akan meraih apa yang kamu cita-citakan. Ada pesan bijak yang Ibuku sampaikan, "Jangan pernah mengandalkan orang lain untuk meraih cita-citamu, percayalah dengan kekuatan sendiri, karena bila kita selalu mengandalkan orang lain, itu berarti kita telah mengajarkan diri kita untuk memiliki mental yang lemah, semakin kita mengandalkan orang lain maka kita semakin melemahkan mental kita sendiri". Aku sangat bersyukur memiliki seorang Ibu seperti Ibuku yang selalu saja mengerti dan memahami putrinya dengan nasehat-nasehat yang sangat menyejukkan hatiku, Terima kasih ya Allah atas  semua karuniaMu ini, Alhamdulillahirobbula'lamin......, I love you Mommy..., I'm proud of you. Salam Kompasiana, Titi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun