Mohon tunggu...
Titha Lyziana Nirmala
Titha Lyziana Nirmala Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fresh Graduate of International Relations

Penulis amatir yang suka menulis berbagai macam hal random dan bercerita apapun

Selanjutnya

Tutup

Healthy

GERD si "Teman Akrab" Mahasiswa

15 Oktober 2023   21:06 Diperbarui: 4 November 2023   12:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD adalah kondisi ketika cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Kondisi ini menimbulkan beragam sensasi seperti sensasi panas di dada (heartburn), mudah kenyang, lebih sering bersendawa, mual dan muntah.

Penyakit ini seringkali dianggap remeh padahal dapat berakibat fatal yakni kematian. Gaya hidup yang tidak sehat sangat mempengaruhi penyakit ini. Pola makan dan pola tidur yang tidak teratur secara langsung merupakan penyebab mahasiswa mengalami kondisi pengrusakan dinding lambung. Cairan asam lambung sebenarnya diperlukan oleh tubuh untuk mencerna makanan yang masuk dan membunuh bakteri patogen yang masuk.

Selain faktor makanan yang masuk, faktor stress juga dapat menyebabkan cairan asam lambung naik. Banyaknya tugas sehingga pola makan tidak teratur dan tingkat stress yang tinggi biasanya menjadi pemicu GERD terjadi pada mahasiswa. Selain itu, terdapat juga faktor-faktor lain dari gaya hidup tidak sehat yang dapat mengakibatkan GERD yakni kegemukan, kebiasaan minum minuman beralkohol, kebiasaan setelah makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi obat-obatan tertentu seperti aspirin.

Langkah awal atasi GERD :

GERD dapat diatasi lebih awal untuk meminimalisir kekambuhan yakni secara mandiri yang dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.

1. Pertahankan berat badan ideal. Obesitas dapat mengakibatkan resiko terjadinya kekambuhan GERD karena tekanan yang ada dalam rongga perut yang dapat menyebabkan naiknya cairan asam lambung.

2. Hindari kebiasaan buruk setelah makan seperti langsung berbaring. Tunggu minimal 2 jam untuk dapat berbaring setelah makan.

3. Mulai dengan aturan makan baru. Porsi kecil tapi sering. Kebanyakan mahasiswa memiliki kebiasaan buruk, makan dengan porsi besar namun jarang karena biasanya sehari hanya dua atau satu kali makan atau bahkan tidak makan sama sekali.

4. Hindari makanan berlemak, asam, dan pedas. Para muda mudi pada saat ini merupakan muda mudi pencinta jajanan kekinian yang hampir semuanya adalah jajanan pedas. Kebiasaan mengonsumsi makanan pedas yang tidak dibarengi dengan aturan dapat memperburuk GERD ini.

5. Kurangi minum minuman beralkohol dan kurangi aktivitas merokok.

6. Kelola stress dengan baik. Langkah ini terdengar sangat klise, tetapi langkah ini adalah langkah awal untuk memulai gaya hidup sehat dan ampuh meminimalisir kekambuhan GERD. Pikiran yang sudah terorganisir dengan baik akan secara otomatis mempengaruhi gaya hidup seperti pola tidur dan pola makan teratur.

Langkah awal yang dapat dilakukan secara mandiri patut untuk dicoba sebelum penyakin ini bertambah serius. Jika tidak ada perubahan signifikan hanya dengan langkah awal tadi, berarti proses penyembuhan harus didampingi dengan obat-obatan yang mana anda harus mulai berkonsultasi dengan dokter.

Sedikit cerita, I am a freshgraduate and i have GERD dan gastritis akut. Kalau GERD atau gastritis ini sedang kambuh, biasanya saya mengalami rasa sensasi dada terbakar apalagi di bagian ulu ati dan susah mengeluarkan gas lewat semdawa atau kentut dan itu sangat menyiksa. Masa-masa menjadi mahasiswa tingkat akhir terasa memiliki beban pikiran yang sangat berat. Pikiran terpusat di tugas akhir dan memikirkan jalan kehidupan nanti setelah lulus. Setiap hari mengejar target skripsi dengan pikiran yang stress otomatis mempengaruhi gaya hidup. 

Makan dan tidur jadi tidak teratur. Dini hari atau subuh biasanya baru bisa tidur, bangun siang jam 11 atau 12 sehingga otomatis mempengaruhi jam makan. Sarapan dirapel dengan makan siang, itupun biasanya makan di jam 2 siang. Very late brunch. Begitu juga makan malam, jam 8 atau 9 malam baru makan. Hampir setiap hari begitu dengan porsi makan yang memang banyak. Belakangan ini setelah mengalami GERD yang sering kambuh dan gastritisnya juga, saya jadi paham bahwa pola makan yang banyak tapi jarang itu akan memperkeras kerja lambung.

I am done with the low doses GERD medication. Pelan-pelan dosisnya naik sampai pada akhirnya saya sekarang mengonsumsi obat GERD dosis tinggi. Waktu kambuh paling sering ya malem yang mau ga mau tidurnya harus sambil duduk. Sebenernya bagi penderita GERD, posisi tidur yang disarankan ya posisi kepala lebih tinggi daripada badan. Tapi berhubung saya bandel, setiap abis makan pasti tiduran dan posisi tidurnya kepala sejajar sama badan.

Suatu hari karena kecapean karena deadline skripsi dan pikiran tidak tenang, akhirnya tumbang masuk rumah sakit. Selama di rumah sakit otomatis pola tidur sama pola makan jadi teratur karena dapat perhatian dari perawat. Abis masuk RS, otomatis pola tidur dan makan jadi teratur karena kapok banget. Sampai saat ini, sepertinya sudah 1 bulan saya menjalani gaya haidup sehat walaupun memang masih ada yang kurang karena masih bandel. But after all, everythings gonna be fine.

Dari situ saya belajar bahwa gaya hidup itu sangat berpengaruh bagi kesehatan terutama pencernaan. You are what you eat. Thank you, semoga cerita saya bermanfaat bagi teman2 semua ya !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun