Anak Dibawah Umur Nongkrong Tengah Malam Bersama Miras
Suasana kota Depok di tengah malam terlihat sunyi, kendaraan yang berlalu lalang dapat dihitung dengan jari. Namun, ada hiruk pikuk kehidupan di sudut kota Depok. Kehidupan dengan kegiatan negatif yang merugikan kedua pihak, yaitu diri mereka sendiri dan juga masyarakat sekitar. Mirisnya, kegiatan negatif tersebut dilakukan oleh anak-anak dibawah umur.Â
Salah satu dari kegiatan negatif yang dilakukan anak-anak dibawah umur di kota Depok adalah nongkrong di pinggir jalan, teras ruko, dan taman yang jauh dari pusat keramaian. Berkumpul di tempat sunyi dan gelap dapat mengundang perbuatan-perbuatan asusila atau mesum yang tentu tidak seharusnya dilakukan oleh anak dibawah umur.
Salah satu tempat yang menjadi favorit bagi mereka yang kerap dikenal dengan sebutan cabe-cabean dan terong-terongan itu adalah Taman Merdeka, Juanda, Depok. Hasil pengamatan Tim Reportase, Taman Merdeka memang terlihat sangat sepi dan gelap.Â
Bersama dengan Tim Penjaga Anti Kerusuhan (Jaguar) Polresta Depok memergoki sekumpulan anak dibawah umur berjumlah empat perempuan dan lima laki-laki bersama beberapa kantong plastik kecil berisi minuman keras (miras) oplosan.
Anak perempuan yang masih menjenjang pendidikan di bangku SMP itu mengenakan pakaian terbuka yang dapat mengundang hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Terlebih lagi mereka berkumpul dengan anak laki-laki yang berada dibawah pengaruh miras oplosan.Â
Mirisnya, cabe-cabeanini tidak semua berdomisili di kota Depok, melainkan dari wilayah yang jauh dari Depok. "Di Jakarta Timur, Jatinegara," jawabnya saat ditanyai tempat tinggalnya oleh Tim Jaguar (19/11/2017).
Selain di Taman Merdeka, pemandangan ini juga terlihat di sekitar daerah Citayam. Kedua pemuda dan satu wanita muda melarikan diri saat Tim Reportase bersama Tim Jaguar datang, namun Tim Jaguar berhasil mengejar mereka.Â
Saat ditangkap, wanita muda tersebut dalam keadaan kancing baju dan resleting celana yang terbuka. Tim Reportase juga menemukan dua kantong plastik berisi miras oplosan. Untuk menghindari kejadian lebih jauh, wanita tersebut diantar pulang oleh anggota Tim Jaguar.
Tim menemukan kembali anak muda berkumpul di depan ruko wilayah Cilodong, Jawa Barat. Terdapat delapan orang pria dan dua perempuan yang sedang berpesta miras oplosan dalam jumlah yang tidak sedikit.Â
Saat diintrogasi, jawaban dari mereka ngelantur karena pengaruh dari miras oplosan yang parah sehingga mempengaruhi kesadaran mereka. Untuk menghindari hal-hal buruk lebih jauh yang diakibatkan miras oplosan, Tim Jaguar menyuruh dua cabe-cabean itu untuk pulang. Karena berada dibawah pengaruh alkohol, perempuan yang mengendarai motor itu oleng dan sempat menyenggol motor Tim Jaguar.
Salah satu saksi mata, warga sekitar menghampiri Tim Reportase dan mengatakan bahwa alkohol yang mereka dapatkan berasal dari ruko yang berada di seberang tempat mereka berkumpul. Namun, penjual miras oplosan Depok hebat dalam mensiasati agar tidak digrebek oleh polisi.Â
Memang berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Depok No. 6 Tahun 2008 bahwa kadar alkohol di kota Depok  sebesar 0%. Namun kenyataannya, di kota Depok masih terdapat beberapa toko jamu dan pedagang kaki lima yang menjual miras oplosan. Hebatnya mereka memiliki strategi untuk menghindari operasi polisi kota Depok.
"Depok ini Perda mirasnya 0%, jadi yang 5% tetap kena (operasi). Pernah kita mindahin miras ke mobil sampai dua jam. Mereka tahu jam patroli Jaguar jam 12 malam, jadi mereka (penjual miras) tutupnya jam 10 malam," ucap Wakatim Tim Jaguar, Aiptu Iwan Nugraha.
  Selain fenomena maraknya miras oplosan di Depok, kegiatan nongkrong anak muda yang notabennya dibawah umur. Kota Depok juga tercorengi dengan adanya gengster yang berniat melakukan tawuran antar gengster. Mirisnya, tawuran ini dilengkapi dengan senjata tajam (sajam) yang dapat merenggang nyawa mereka dengan mudah. Pasukan gengsterini berjumlah cukup banyak yang lagi-lagi didominasi oleh anak-anak dibawah umur dan masih berstatus pelajar.
Pada minggu dini hari (19/11/2017) Tim Reportase menemukan dua titik di wilayah Depok yang akan menjadi lokasi tawuran antar gengster. Pertama di jalan Margonda dimana ditemukan satu buah sajam berbentuk seperti gergaji yang gigi gergajinya besar dan panjangnya kurang lebih satu meter.
Lokasi kedua, di wilayah Cilodong. Gengsteryang bersiap tawuran dengan pasukan sekitar dua puluhan orang anak. Namun, sajam yang mereka siapkan tidak berhasil ditemukan. Langkah polisi yang berpatroli adalah membubarkan gengstertersebut agar tidak terjadi tawuran yang akan merugikan banyak orang terutama masyarakat sekitar.
Meninjau dari kejadian tawuran Sabtu dini hari kemarin (18/11/2017) ditemukan kelompok motor yang masih menggunakan seragam sekolah dengan membawa sajam yang masih dilumuri darah. Satu korban dari kejadian tersebut langsung dilarikan ke RS. Fatmawati, Jakarta Selatan.
Motif dari gengster ini sangat memprihatinkan, karena dengan melakukan hak tersebut mereka ingin ditakuti dan terlihat hebat.Â
Motif tersebut diketahui dari Wakatim Tim Jaguar yang beberapa kali mengintrogasi mereka. "Ya, mereka hobi (tawuran). Mereka ingin kelompok terlihat jago," Ucapnya di kantor Tim Jaguar Polresta Depok saat diwawancarai Tim Reportase.
Warga Merasa Resah
Warga Depok merasa resah dengan adanya kegiatan tersebut, dikarenakan kegiatan-kegiatan nongkrongtengah malam itu merugikan warga sekitar. Terlebih suara gaduh mereka menganggu kenyamanan malam hari yang seharusnya digunakan warga untuk beristirahat.Â
Selain itu, tempat-tempat umum seperti taman di pagi hari menjadi kotor oleh pecahan botol minuman keras (miras) dan aroma menyengat dari miras tersebut.
Nadia Hasna (20), salah seorang warga Depok II pernah mengalami ban motor bocor karena disebabkan oleh pecahan beling di sekitar taman Merdeka yang diketahui pecahan tersebut adalah botol-botol miras.Â
Selain itu, pedagang sekitar Taman Merdeka juga merasa tertanggu dengan sampah bekas Miras tersebut dan warga sekitar khususya yang berolahraga pagi disekitar taman juga dibuat risih dengan aroma Miras yang menyengat.
"Banyak yang lari pagi (terus) banyak botol-botol, pedagang kaki lima pernah protes karena banyak beling botol-botol jadi risih dan baunya nyengat." Ucapnya saat di wawancarai oleh Tim Reportase.Â
Dulunya, Mahasiswi ini juga merasa takut untuk melewati jalan Juanda khususnya jembatan Juanda karena banyaknya geng motor yang membahayakan nyawanya. "Trauma ada yang dibacok (disana), sekarang udah rame sih karena ada pembangunan apartemen. Tapi sekarang-sekarang masih kayak was-was." Ceritanya.
Kegiatan nongkrong yang tidak bermanfaat tersebut juga banyak ditemui di sekitar pasar Pasar Cisalak, Cisalak Jagal, Depok. Pada jam-jam tengah malam banyak anak muda wanita dan pria berkumpul dan membuat suara bising yang menggangu warga sekitar.Â
Selain itu, Annisa (20) pernah menjadi korban cat calling dari sekumpulan remaja tersebut yang membuat ia tidak nyaman ketika melewari jalan tersebut. "Bikin gaduh (mereka) berisik, membuat risih warga, risih soalnya pada becanda ketawa-ketawa mengganggu kenyamanan orang, suka digodain di suit-suitin gitu jadi merasa risih banget" Ucapnya.
Peran  OrangTua  Mengawasi  Anaknya  Sangat  Penting
Polisi sangat menyanyangkan keterlibatan anak dibawah umur dalam kegiatan-kegiatan nongkrong yang notabennya tidak memiliki manfaat dan malah merugikan dirinya sendiri, khususnya mereka yang mengkonsumsi miras. Peran orang tua sangat penting dalam hal ini agar lebih mengawasi kegiatan anak-anaknya, terutama kegiatan mereka di malam hari karena sangat berisiko tinggi.
"Kebanyakan yang kami (Tim Jaguar) temukan saat patroli adalah anak-anak dibawah umur yang semestinya mereka tidak layak untuk keluyuran sampai larut malam, bahkan sampai subuh, sampai pagi yah. Dihimbau kepada orang tua, lebih memperhatikan lagi anak-anaknya, agar lebih melalukan pendekatan terhadap anak-anknya supaya mereka merasa nyaman dirumah.Â
Ketimbang harus nongkrong-nongkrong di luar, mabuk-mabukan dan akhirnya timbul kejahatan-kejahatan sangat bahaya untuk mereka." Himbau Bripda Suci Amalia, Polwan Tim Jaguar Polresta Depok.
Anggota Tim Jaguar, Bripda Lungit Jati Regiardi juga memberikan saran kepada orang tua atas isu ini. "Ini khusus untuk para orang tua,setiap hari harus cek kegiatan apa saja yang dilakukan anaknya.Â
Seumpama cek dari handphone jika anak tersebut memiliki handphone atau dari sosial medianya atau pesan-pesan dari teman-teman sekelilingnya. Kalau dia keluar juga harus ditanyai mau pergi kemana, jangan sampai anak tersebut keluar pergi nongkrong, setelah itu minum minuman keras atau melakukan tawuran." Himbaunya.
Tulisan ini sebagai tugas Mata Kuliah "Penulisan Laporan Investigasi" Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila Jakarta.
Dituliput dan tulis oleh:
1. Cindy Paramitha (7015210038_Kamis10.30)
2. Dhika Ristyani (7015210042_Kamis10.30)
3. Indah Kurniasih (7015210089_Rabu08.00)
4. Islaq Hastita Hamzah (7015210091_Rabu08.00)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H