Salah satu saksi mata, warga sekitar menghampiri Tim Reportase dan mengatakan bahwa alkohol yang mereka dapatkan berasal dari ruko yang berada di seberang tempat mereka berkumpul. Namun, penjual miras oplosan Depok hebat dalam mensiasati agar tidak digrebek oleh polisi.Â
Memang berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Depok No. 6 Tahun 2008 bahwa kadar alkohol di kota Depok  sebesar 0%. Namun kenyataannya, di kota Depok masih terdapat beberapa toko jamu dan pedagang kaki lima yang menjual miras oplosan. Hebatnya mereka memiliki strategi untuk menghindari operasi polisi kota Depok.
"Depok ini Perda mirasnya 0%, jadi yang 5% tetap kena (operasi). Pernah kita mindahin miras ke mobil sampai dua jam. Mereka tahu jam patroli Jaguar jam 12 malam, jadi mereka (penjual miras) tutupnya jam 10 malam," ucap Wakatim Tim Jaguar, Aiptu Iwan Nugraha.
  Selain fenomena maraknya miras oplosan di Depok, kegiatan nongkrong anak muda yang notabennya dibawah umur. Kota Depok juga tercorengi dengan adanya gengster yang berniat melakukan tawuran antar gengster. Mirisnya, tawuran ini dilengkapi dengan senjata tajam (sajam) yang dapat merenggang nyawa mereka dengan mudah. Pasukan gengsterini berjumlah cukup banyak yang lagi-lagi didominasi oleh anak-anak dibawah umur dan masih berstatus pelajar.
Pada minggu dini hari (19/11/2017) Tim Reportase menemukan dua titik di wilayah Depok yang akan menjadi lokasi tawuran antar gengster. Pertama di jalan Margonda dimana ditemukan satu buah sajam berbentuk seperti gergaji yang gigi gergajinya besar dan panjangnya kurang lebih satu meter.
Lokasi kedua, di wilayah Cilodong. Gengsteryang bersiap tawuran dengan pasukan sekitar dua puluhan orang anak. Namun, sajam yang mereka siapkan tidak berhasil ditemukan. Langkah polisi yang berpatroli adalah membubarkan gengstertersebut agar tidak terjadi tawuran yang akan merugikan banyak orang terutama masyarakat sekitar.
Meninjau dari kejadian tawuran Sabtu dini hari kemarin (18/11/2017) ditemukan kelompok motor yang masih menggunakan seragam sekolah dengan membawa sajam yang masih dilumuri darah. Satu korban dari kejadian tersebut langsung dilarikan ke RS. Fatmawati, Jakarta Selatan.
Motif dari gengster ini sangat memprihatinkan, karena dengan melakukan hak tersebut mereka ingin ditakuti dan terlihat hebat.Â
Motif tersebut diketahui dari Wakatim Tim Jaguar yang beberapa kali mengintrogasi mereka. "Ya, mereka hobi (tawuran). Mereka ingin kelompok terlihat jago," Ucapnya di kantor Tim Jaguar Polresta Depok saat diwawancarai Tim Reportase.
Warga Merasa Resah
Warga Depok merasa resah dengan adanya kegiatan tersebut, dikarenakan kegiatan-kegiatan nongkrongtengah malam itu merugikan warga sekitar. Terlebih suara gaduh mereka menganggu kenyamanan malam hari yang seharusnya digunakan warga untuk beristirahat.Â