Rangkaian Kata Membuatku Terbawa Emosi Tokoh
Oleh Tita Tsabita
Cerpen yang berjudul Yang Lebih Penting dari Aku menceritakan tentang seorang anak serta keluarga besarnya sedang menunggu operasi kakek mereka. Anak itu membaca buku dengan tenang. Ia lelah melihat banyak orang cemas di rumah sakit. Ia menghabiskan waktu dengan tenang di sana.
Ada beberapa orang menggunjingkannya yakni sepupunya sendiri. Mereka merasa terganggu karena anak itu tidak bergabung dengan mereka. Ia muak dengan gunjingan itu. Ia pergi ke tempat duduk sepupunya dan bertanya maksud gunjingan itu. Sepupunya malah membuat emosi. Terjadi sedikit adu mulut hingga hampir baku hantam.
Terbuka pintu operasi menandakan operasi kakek selesai. Sesuai harapan operasi kakek berhasil. Seluruh keluarga besarnya mengucap syukur. Suasana tegang menjadi hangat kembali. Kakek mereka lebih penting daripada pertengkaran tadi.
Sebelum membahas lebih lanjut kita harus tau cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi. Menurut KBBI, pengertian cerpen adalah cerita yang berisi tentang suatu kisah dan tidak lebih dari 10 ribu kata. Cerpen juga biasanya disebut sebagai cerita sekali duduk, karena hanya butuh sekali duduk saja untuk menyelesaikan satu cerpen.
Setelah mambaca cerpen karya Farida, menurutku paragraf pengarang sangat baik. Terutama pada paragraf empat. Rangkaian katanya membuatku terbawa emosi tokoh. Aku juga puas karena tokohnya berniat ingin menegur para penggunjing itu.
Pada paragraf dua cerpen yang berjudul Yang Lebih Penting dari Aku ide pokok terletak di awal paragraf. Ide pokoknya aku tidak ingin di sini. Terdapat delapan ide penjelas. Yakni orang mondar mandir. Wajah gundah membuatku lemas. Kapan berakhir. Seharusnya aku duduk santai di rumah. Aku ingin izin pulang. Its imposible. Mustahil. Aku tidak bisa pulang saat keluarga berkumpul.
Selanjutnya paragraf empat. Ide pokok terletak samar. Ide pokoknya marah. Terdapat sembilan ide penjelas. This is it. Cukup. Aku tidak tahan. Aku bicara. Kutegur mereka. Menggunjing. Kemarahanku. Aku berdiri. Derit nyaring nyari orang menoleh.
Paragraf delapan ide pokok terletak di awal dan akhir. Ide pokoknya amarah mencengkram dan menguasaiku. Ide penjelasnya ada empat. Aku siap meledak. Deru jantungku kencang. Kepalanku kuat. Ujung kuku menekan telapak tanganku.
Terakhir paragraf sepuluh. Ide pokok terletak di akhir paragraf. Ide pokoknya syukur berdengung. Ide penjelasnya ada empat. Ayahku mengusap matanya. Om dan tante tersenyum. Sepupuku terbangun. Kakek terlepas dari bahaya.