Mohon tunggu...
titaniazahraputrihardiyanto
titaniazahraputrihardiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas 17 Agustus 1945

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Analisa Situasi Kekinian Menggunakan Pemikiran Nietzche

12 Januari 2025   11:20 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:20 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fredrich Nietzsche (sumber : https://l1nk.dev/fN70q)

Friedrich Nietzsche adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Pemikirannya sering kali digunakan untuk menganalisis fenomena sosial, politik, dan budaya. Di tengah kompleksitas dunia saat ini di mana krisis eksistensial, perubahan teknologi, dan konflik nilai menjadi tema utama pemikiran Nietzsche tentang kehendak untuk berkuasa (will to power), nihilisme, dan Ãœbermensch (manusia unggul) menawarkan perspektif yang relevan.

  • Nihilisme dalam Zaman Modern

Nihilisme adalah salah satu konsep utama Nietzsche yang merujuk pada runtuhnya nilai-nilai tradisional dan kehilangan makna dalam kehidupan. Nietzsche menggambarkan nihilisme sebagai "kematian Tuhan," yaitu metafora untuk menggambarkan bahwa kepercayaan terhadap nilai-nilai absolut, seperti agama, moralitas universal, dan tradisi, telah kehilangan relevansinya di dunia modern.

Dalam konteks masa kini, nihilisme tampak nyata di berbagai aspek kehidupan:

1. Krisis Identitas Globalisasi

migrasi budaya, dan perkembangan teknologi telah mengaburkan batas-batas tradisional identitas individu maupun kelompok. Banyak orang merasa teralienasi dari komunitasnya sendiri, tidak lagi memiliki pijakan yang kuat pada nilai-nilai budaya atau agama.

2. Relativisme Moral

Keberagaman ideologi dan nilai-nilai di era digital menciptakan kebingungan moral. Kebenaran menjadi relatif, tergantung pada sudut pandang individu atau kelompok. Fenomena ini terlihat dalam perdebatan politik dan sosial yang sering kali bersifat polarizing.

3. Hedonisme dan Materialisme

Dalam kekosongan nilai, banyak orang mencari makna dalam konsumsi material, popularitas di media sosial, atau hiburan. Namun, ketergantungan pada hal-hal ini sering kali hanya membawa kepuasan sementara dan meninggalkan kehampaan yang lebih dalam.

Nietzsche, meski mengkritik nihilisme, tidak memandangnya sebagai akhir dari segalanya. Ia melihat nihilisme sebagai peluang untuk menciptakan nilai-nilai baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan manusia modern. Dalam perspektifnya, manusia harus memiliki keberanian untuk menghadapi kehampaan tersebut dan mulai mendefinisikan ulang makna hidupnya.

  • Kehendak untuk Berkuasa sebagai Landasan Tindakan

Kehendak untuk berkuasa (will to power) adalah konsep fundamental Nietzsche yang menggambarkan dorongan mendasar manusia untuk melampaui keterbatasannya dan mencapai potensi maksimal. Kehendak ini bukan sekadar upaya untuk menguasai orang lain, melainkan semangat untuk menciptakan, memperjuangkan, dan mengatasi tantangan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun