Menurut Wikipedia Pengangguran atau tunakarya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada serta mampu menyerapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data Februari 2023 masih ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Angka ini 5,45 persen dari total angkatan kerja per tahun sebesar 146,62 juta tenaga kerja. Meski masih banyak pengangguran, namun menurut BPS angka ini lebih baik dari jumlah pengangguran tahun 2022.
Era bonus demografi, periode di mana sebagian besar penduduk berada dalam kelompok usia produktif, seharusnya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi negara-negara yang menghadapinya. Namun, tantangan utama yang mengiringi bonus demografi adalah angka pengangguran yang meningkat akibat kurangnya lapangan pekerjaan yang memadai.
Indonesia merupakan Negara yang amat sangat kaya akan sumber daya alam. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 200 juta lebih Indonesia juga kaya akan sumber daya manusianya. Jadi jika dengan kekayaan yang berlimpah itu angka pengangguran yang masih tinggi itu sangant sangat disayangkan. Apalagi seperti yang tertulis diatas sekarang kita sedang dalam era bonus demografi. Momen ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk Indonesia. Bagaimana caranya?
Yang pertama adalah meningkatkan kesadaran bagi remaja akan pentingnya pendidikan tinggi. Upaya peningkatan sumber daya manusia lewat pendidikan bisa menjadi batu loncatan yang teramat baik untuk memanfaatkan bonus demografi ini. Banyak penduduk Indonesia yang tidak mau berkuliah dan hanya bekerja sebagai buruh harian lepas. Tetapi apakah yang berkuliah mendapat pekerjaan yang lebih baik? Tentu saja iya, namun tidak sedikit juga yang lulus kuliah menjadi pengangguran, bukan hanya karena minimnya jumlah lapangan pekerjaan tetapi tidak adanya niatan dan gairah untuk berusaha mendapat pekerjaan. Banyak juga lulusan sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan ijazah atau jurusannya selama kuliah.
Angka pengangguran yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan, namun sebagian besar penyebab pengangguran berasal dari orang-orang yang hidup di bawah kemiskinan. Meskipun sebenarnya tingkatan kemiskinan di Indonesia selalu ditangani secara serius dan bertahap. Akan tetapi penyebab pengangguran di Indonesia justru masih cukup sulit ditangani karena kurangnya kemauan untuk keluar dari zona kemiskinan tersebut. Kemajuan teknologi juga menjadi salah satu penyebab pengangguran di Indonesia. ini bisa terjadi ketika komputer atau robot menggantikan pekerja. Penyebab pengangguran di Indonesia yang lain  adalah adanya ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang meningkat setiap tahunnya. Adanya persaingan ketat di antara para fresh graduate maupun yang sudah berpengalaman membuat fenomena baru bahwa ketidakseimbangan tersebut telah terjadi. Tetapi ternyata ledakan penduduk di Indonesia dapat menjadi salah satu faktor penyebab pengangguran di Indonesia dengan banyaknya lulusan muda yang menganggur untuk menunggu pekerjaan.
Sebagai tokoh vital yang berperan aktif untuk kesuksesan bonus demografi, kita harus mampu mengoptimalkan setiap potensi diri. Eksplorasi dan sikap kritis dibutuhkan untuk menjangkau kesempatan-kesempatan tak terbatas. Dengan demikian, Anda bisa menggunakan kompetensi tersebut untuk menjadi individu yang berkualitas dan berkompeten. Dengan begitu juga kita bias memanfaatkan era bonus demograsi ini dengan baik serta bias mengurasi angka pengangguran di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H