Mohon tunggu...
Titah Rahmawati
Titah Rahmawati Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Dosen Perguruan Tinggi Swasta

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Balik Suksesnya Startup

21 November 2022   17:00 Diperbarui: 21 November 2022   17:06 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kehadiran startup di Indonesia mulai berkembang pesat semenjak didukung dalam kemudahan akses dalam internet. Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia melahirkan banyaknya pengguna media sosial. Perkembangan startup sendiri berjalan sesuai dengan perkembangan internet dari tahun ke tahun, hingga kini sudah terdapat startup Indonesia yang bergelar "Unicorn dan Decacorn".

Startup lebih cepat berkembang karena memanfaatkan tekhnologi digital, sehingga membuat perusahaan startup lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi dan lebih mudah dalam melakukan inovasi karena berani melakukan suatu terobosan baru. Kita banyak melihat, dimana belakangan ini ada beberapa startup yang melakukan "Bakar Uang" untuk mempromosikan lini usahanya dalam menarik minat masyarakat.  

Bekerja di startup menjadi dambaan tersendiri, apalagi jika dapat bekerja di startup yang bergelar Unicorn dan Decacorn tersebut. Akan tetapi, dambaan tersebut kini berubah menjadi suatu kewaspadaan tersendiri bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal ini dipicu dengan adanya gelombang "PHK" dari beberapa perusahaan startup ternama di Indonesia, beberapa diantaranya yaitu :

1. Startup dibidang desain furniture dan interior "Fabelio"

Startup yang dirilis pada tahun 2015 dan pendirinya sempat masuk daftar 30 under 30 Asia Forbes pada tahun 2018, kini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 6 Oktober 2022.

2. Startup dibidang pertanian "Tani Hub"

Startup yang dirilis pada tahun 2016 ini mengumumkan secara resmi untuk menghentikan semua layanan Business to Consumers sejak tanggal 1 Maret 2022. Hal ini disebabkan karena perusahaan menghentikan operasional warehousenya di 2 tempat yang menimbulkan adanya PHK. Namun, Tanihub tetap akan meningkatkan pertumbuhan melalui Business to Business nya.

3. Startup dibidang e-grocery "Bananas"

Startup yang dirilis Januari 2022, kini memutuskan untuk menghentikan dan menutup layanan usahanya setelah beroperasi selama 10 bulan.

4. Startup dibidang e-commerce "Shopee"

Startup yang dirilis pada tahun 2015 di 7 negara, termasuk Indonesia. Secara global, Shopee telah melakukan PHK di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, Shopee Indonesia telah melakukan pemangkasan karyawan sejak bulan September 2022 sebanyak 3% dari total karyawan tetapnya.

5. Startup dibidang Transportasi Digital "Gojek"

Startup yang dirilis tahun 2009 dan telah resmi merger dengan startup e-commerce "Tokopedia" pada tahun 2021 sehingga melahirkan identitas baru yaitu GOTO. Penggabungan 2 startup ini mampu memberikan sumbangan PDB Indonesia sebanyak 2%. Namun, kesuksesan GOTO justru melahirkan perampingan karyawan. Bulan November 2022, GOTO mengumumkan secara resmi akan melakukan PHK sebanyak 12% dari total karyawan tetapnya.

6. Startup dibidang Pendidikan "Ruang Guru"

Startup yang dirilis tahun 2014, yang diketahui publik sedang merekrut pegawai dalam jumlah besar selama 2 tahun terahir, naun pada bulan November 2022 justru mengumumkan melakukan PHK terhadap ratusan pegawainya.

Itulah contoh beberapa startup di Indonesia yang juga mengalami badai PHK. Maraknya PHK sebagai bentuk efisiensi perusahaan tidak hanya terjadi pada startup Indonesia, tetapi juga terjadi secara global. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan startup secara besar besaran merupakan salah satu cara untuk mendapatkan konsumen, namun dengan gencarnya promosi akan menimbulkan beban operasional perusahaan yang juga semakin meningkat. Selain itu, dengan adanya ketidakpastian dalam ekonomi global membuat beberapa perusahaan pendanaan (Investor) yang tentunya akan menjadi lebih selektif dalam menginvestasikan dananya.

Apakah fenomena ini disebabkan oleh gejolak ekonomi dunia akibat Covid-19 atau faktor pertumbuhan startup yang kurang sustainable ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun