5. Startup dibidang Transportasi Digital "Gojek"
Startup yang dirilis tahun 2009 dan telah resmi merger dengan startup e-commerce "Tokopedia" pada tahun 2021 sehingga melahirkan identitas baru yaitu GOTO. Penggabungan 2 startup ini mampu memberikan sumbangan PDB Indonesia sebanyak 2%. Namun, kesuksesan GOTO justru melahirkan perampingan karyawan. Bulan November 2022, GOTO mengumumkan secara resmi akan melakukan PHK sebanyak 12% dari total karyawan tetapnya.
6. Startup dibidang Pendidikan "Ruang Guru"
Startup yang dirilis tahun 2014, yang diketahui publik sedang merekrut pegawai dalam jumlah besar selama 2 tahun terahir, naun pada bulan November 2022 justru mengumumkan melakukan PHK terhadap ratusan pegawainya.
Itulah contoh beberapa startup di Indonesia yang juga mengalami badai PHK. Maraknya PHK sebagai bentuk efisiensi perusahaan tidak hanya terjadi pada startup Indonesia, tetapi juga terjadi secara global. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan startup secara besar besaran merupakan salah satu cara untuk mendapatkan konsumen, namun dengan gencarnya promosi akan menimbulkan beban operasional perusahaan yang juga semakin meningkat. Selain itu, dengan adanya ketidakpastian dalam ekonomi global membuat beberapa perusahaan pendanaan (Investor) yang tentunya akan menjadi lebih selektif dalam menginvestasikan dananya.
Apakah fenomena ini disebabkan oleh gejolak ekonomi dunia akibat Covid-19 atau faktor pertumbuhan startup yang kurang sustainable ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H