PUISI]-Di Balik Tawa, Tersimpan Luka
[Tawa lepas menghiasi wajah,
Senyum lebar bagai mentari pagi.
Namun siapa sangka, di baliknya terselip lara,
Luka mendalam tersembunyi di hati.
Dunia hanya tahu keceriaan yang kupamerkan,
Tetapi tak tahu pilu yang diam-diam kurasa.
Luka lama masih membekas di kalbu,
Kenangan pahit yang sulit dilupa.
Tawa menjadi tameng di kala pilu,
Menyembunyikan air mata yang berlinang.
Memendam rasa sakit di dalam sanubari,
Berharap luka ini segera sembuh berangsur.
Meski hati perih dan rapuh, tak ku menyerah,
Perlahan bangkit tuk sembuhkan luka batin.
Mencari kekuatan dari dalam diri,
Tuk melangkah maju hadapi hari-hari.
Percayalah, suatu saat nanti,
Luka ini kan sembuh dan tawa kembali merdu.
Dunia akan melihat senyuman yang tulus,
Dunia akan melihat senyuman manisku.
Cerminan kebahagiaan yang tercipta di dalam jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H