Mohon tunggu...
tita amalia
tita amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Pamulang

Usia saya saat ini 21 tahun saya seorang karyawan dan mahasiswi, saya suka baca baca sesuatu yang bersifat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jakarta Keras, Sisi Lain di Balik Kemewahan Kota Jakarta

29 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 29 Juni 2024   23:09 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Image : Thousand Wonders Net

Jakarta Keras, Sisi Lain Dibalik Kemewahan Kota Jakarta

Sebagai kota metropolitan Jakarta sering kali menjadi tempat banyak orang untuk mengadu nasib, bahkan sampai ada yang bilang kalau Jakarta adalah kota yang penuh harapan. Kota Jakarta menjadi salah satu kota yang termasuk ke dalam pusat bisnis di mana di dalam kota tersebut ada banyak gedung-gedung tinggi yang menjadi tempat orang menaruh harapan. 

Tantangan dan Peluang

Nah karena banyaknya perusahaan-perusahaan besar di Jakarta tidak heran banyak orang yang memilih mengadu nasib di kota ini, termasuk penduduk dari desa yang mencoba peruntungan di kota ini. Mungkin bagi banyak orang yang tidak pernah ke Jakarta mereka akan menganggap Jakarta adalah kota yang besar, sejahtera, mewah yang intinya semua ada di Jakarta. Makanya gak heran penduduk dari luar Jakarta berbondong-bondong ke Jakarta karena mereka percaya Jakarta adalah kota yang penuh dengan harapan, apalagi UMP Jakarta relatif besar dibanding kota-kota yang ada di Indonesia.

Untuk orang yang sudah tinggal lama di Jakarta mereka pasti akan sadar kalau tinggal di Jakarta tidak seindah apa yang media beritakan, mulai dari gaya hidup, biaya hidup yang juga relatif lebih mahal dibanding dipedesaan. tetapi kalian pernah kepikiran gak sih apa yang membuat Jakarta sampai dapat julukan 'Jakarta Keras'
Walaupun Jakarta bisa bilang kota yang penuh peluang, tetapi Jakarta juga kota yang penuh tekanan, bagi yang baru pindah ke Jakarta pasti bakal merasakan perubahan yang signifikan antara tinggal dipedesaan sama tinggal di kota seperti Jakarta. Walaupun kita tahu UMP di Jakarta lebih besar dibanding kota lainnya tetapi bukan berarti bisa enak begitu saja, karena tingginya suatu upah di suatu daerah pasti diiringi dengan tingginya biaya hidup.

Selain biaya hidup yang sering jadi keluh kesah buat kebanyakan orang yang tinggal di Jakarta yaitu kemacetan. Kalau kita mau ngomongin masalah di Jakarta kalau gak banjir ya macet, kayak gak afdal begitu kalau Jakarta gak macet sehari. Apalagi kemacetan ini dibarengi dengan masalah polusi yang ada di Jakarta, makanya gak heran kalau kemacetan di Jakarta bisa memberikan tekanan psikologis buat sebagian orang. Selain itu yang membuat tinggal di Jakarta terasa keras yaitu karena persaingan di Jakarta yang cukup ketat, walaupun Jakarta kota yang penuh peluang tetapi kota ini juga penuh dengan persaingan dan gak heran juga kalau di Jakarta masyarakatnya bersifat individualis. tetapi kalian sadar gak sih apa yang membuat persaingan hidup di Jakarta itu keras dibanding kota-kota yang lain?

Urbanisasi dan Tantangan

Urbanisasi adalah fenomena perpindahan penduduk dari desa ke kota, di Indonesia kota yang sering jadi magnet urbanisasi adalah Jakarta. tetapi walaupun urbanisasi ini penuh dengan harapan fenomena ini juga menciptakan yang namanya persaingan, karena hal ini pastinya akan menjadi persaingan ketat dalam mencari nafkah. Sama halnya dengan mencari nafkah, fenomena urbanisasi ini juga pastinya akan berdampak pada pendidikan, infrastruktur kota mulai dari kemacetan lalu lintas, polusi udara dan kepadatan penduduk yang makin parah.
Makanya urbanisasi ini bisa jadi sebuah tantangan buat pemerintah di mana urbanisasi yang lebih kepasitas justru bisa menciptakan persaingan satu sama lain, tetapi di satu sisi tidak ada yang bisa memaksa mereka untuk tinggal di mana pun karena mereka juga mencari peluang. Mungkin cara satu-satunya yaitu pemerataan ekonomi yang tidak hanya berpusat di Jakarta saja tetapi di kota-kota lain.

Tita Amelia, Mahasiswi Akuntansi Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun