Benua Australia, yang saat ini merupakan negara yang maju dan berkembang, memiliki sejarah penemuan yang panjang. Pada tahun 1770, seorang pelaut Inggris bernama James Cook disebutkan sebagai penemu Benua Australia. Namun, sejarah tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebelum kedatangan Cook, pelaut dari pesisir Makassar di Indonesia sudah lebih dulu menginjakkan kaki di Australia.
Meskipun demikian, penemuan Cook menjadi titik awal bagi pengaruh Inggris di benua ini. Pada tahun 1788, Inggris mendirikan koloni penjara di Australia sebagai tempat pembuangan para penjahat. Namun, seiring berjalannya waktu, pemukim Eropa mulai melihat potensi ekonomi dan bisnis di Australia.
Pada abad ke-19, Australia mengalami pertumbuhan yang pesat, terutama dengan adanya penemuan emas di Victoria pada tahun 1851. Penemuan emas ini menarik migrasi massal dan memicu pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Selain itu, lahan pertanian yang subur dan sumber daya alam yang melimpah di Australia juga menjadi daya tarik bagi para investor.
Pemerintah Inggris mendorong pemukiman dan pembangunan di Australia dengan memberikan tanah kepada pemukim yang bersedia membayar untuknya. Ini membuka peluang bisnis jual beli tanah yang menguntungkan. Tanah di Australia menjadi objek investasi yang menjanjikan bagi para pemukim dan investor, baik dalam sektor pertanian maupun pertambangan.
Bisnis jual beli tanah di Australia terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan migrasi. Tanah yang awalnya dibeli dengan harga murah kemudian meningkat nilainya seiring dengan perkembangan infrastruktur dan permintaan yang terus meningkat. Banyak pemukim dan investor yang memperoleh keuntungan besar dari bisnis jual beli tanah di Australia.
Seiring berjalannya waktu, Australia mengalami transformasi dari koloni penjara menjadi negara modern yang maju. Bisnis jual beli tanah tetap menjadi bagian penting dari ekonomi Australia, baik dalam sektor perumahan, pertanian, industri, maupun pariwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H