Mohon tunggu...
Tisa Aulia
Tisa Aulia Mohon Tunggu... Freelancer - Sebagai mahasiswa

Muda jangan sampai diam saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Kesehatan Mental dan Media Sosial, Mengapa Gen Z di cap Lebay oleh Generasi Sebelumnya?

8 September 2024   09:25 Diperbarui: 8 September 2024   09:28 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mental health (sumber: rawpixel.com on Freepik)

Gen Z atau bisa dikenal dengan Generasi Z adalah Generasi yang lahir pada akhir tahun 1990 sampai awal 2010. Seperti halnya generasi-generasi sebelumya, Gen Z memiliki karatkteristik, kelebihan dan kekurangan unik yang memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar mereka.

Generasi ini terbentuk oleh lingkungan yang berbeda dengan Generassi sebelumnya. Mulai dari kemunculan teknologi yang semakin canggih, informasi yang terus mengalir serta tantangan lingkungan sosial yang semakin kompleks. Beberapa faktor tersebut membuat Gen Z memiliki sikap inklusif dan pandangan yang fleksibel terhadap perubahan kesadaran yang kebih besar terhadap isu-isu global, tetapi juga membuat mereka lebih rentan terhadap stress dengan tekanan sosial.

Generasi  pelopor Kreativitas, Adaptabilitas, dan Komitmen Sosial di Era Digital

Dari sisi positif Gen Z dikenal dengan kreativitas, adaptabilitas, dan komitmen sosial di era digital. Perlu diketahui bahwa generasi ini adalah yang pertama tumbuh dengan Digital Native, yang memberikan mereka keunggulan dalam mengadopsi teknologi baru dan berinovasi dalam berbagia bidang di beberapa sektor seperti di dunia pendidikan dan bisnis. Karena kemampuan mereka dalam mnggunakan teknologi sejak dini, mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan modern dan menciptakan solusi yang inovatif dalam berbagai bidang.

Kepedulian mereka dengan isu-isu sosial, seperti keadilan sosial, perubahan iklim dan kesetaraan gender, mencerminkan kesadaran kolektif yang lebih tinggi terhadap kebutuhan akan perubahan. Sikap mereka yang lantang dan  proaktif dalam memperjuangkan hal tersebut mencerminkan keberanian yang signifikan dalam menantang norma-norma yang ada sambil memajukan dunia menuju suatu perubahan menuju suatu perubahan yang lebih inklusif dan adil. Mereka tidak hanya berbicara tentang perubahan tetapi juga mendorong kemajuan yang lebih berkeadilan di berbagai aspek kehidupan.

Kritik terhadap Gen Z yang Fokus pada Validasi Eksternal dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Namun, kekurangan yang dimiliki oleh Gen Z tidak bisa diabaikan begitu saja. Ketergantungan mereka yang mendalam terhadap teknologi, terutama media sosial, seringkali memperburuk masalah kesehatan mental seperti Anxieti Disorder dan depresi.

Selain itu mereka juga dianggap kurang memiliki ketahanan dan kekuatan dalam menghadapi dalam menghadapi berbagai kesulitan  dan lebih mudah merasa kewalahan oleh tekanan hidup yang mereka hadapi seperti generasi sebelumnya. Generasi ini juga kerap dikritik karena dianggap terlalu fokus pada validasi eksternal dan pencitraan diri di media sosial, yang kadang kala mengaburkan pemahaman mereka akan realitas dan menurunkan kemampuan untuk membentuk hubungan yang autentik. 

Kritik terhadap Gen Z sering kali muncul dari perbedaan pandangan antara generasi sebelumnya, yang mungkin menilai bahwa Gen Z terlalu sering mengeluh atau kurang memiliki etos kerja tradisional. Namun, pandangan ini mungkin mengabaikan kenyataan bahwa konteks zaman telah berubah secara drastis seperti cara Gen Z berinteraksi dengan dunia adalah respons adaptif terhadap tantangan unik di era modern. Contoh sederhana seperti pola parenting pada dua generasi itu saja sudah berbeda.

Parenting pada Gen Z mencerminkan adaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi, dengan fokus pada kesejahteraan anak, inklusivitas, dan relevansi pendidikan di era digital. Sedangkan Parenting Generasi sebelumnya lebih menekankan kalau zaman sekarang menyebutnya Parenting Zaman VOC, Orang tua Generasi sebelum Gen Z sering kali lebih cenderung untuk menerapkan pendekatan yang terstruktur dan tegas dalam pengasuhan.

Mereka mungkin lebih menekankan pada aturan dan batasan yang jelas untuk anak-anak mereka. Perbedaan ini mencerminkan bagaimana generasi yang berbeda menghadapi tantangan dan perubahan sosial yang unik di zaman mereka masing-masing, serta bagaimana mereka menyesuaikan gaya pengasuhan mereka untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. 

 Walaupun Gen Z dianggap kurang memiliki ketahanan dibandingkan generasi sebelumnya, hal ini sebenarnya mencerminkan pendekatan yang lebih relevan terhadap tantangan masa kini yang lebih transparan, lebih peduli, dan lebih fokus pada kesehatan mental dan keseimbangan hidup, daripada sekadar mengikuti norma-norma lama yang mungkin tidak lagi sesuai dengan realitas zaman sekarang.

Secara keseluruhan, Gen Z menghadirkan perspektif yang signifikan dan inovatif dalam berbagai diskusi sosial, politik, dan ekonomi. Kelebihan dan kekurangan mereka bukan hanya hasil dari pilihan pribadi, tetapi juga merupakan cerminan dari evolusi masyarakat yang lebih luas. Alih-alih mengukur dan mengkritik mereka menggunakan standar generasi sebelumnya, kita perlu menggali konteks yang membentuk karakteristik khas Gen Z. Dengan mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dan terbuka, kita dapat memanfaatkan kekuatan mereka sambil mendukung mereka dalam mengatasi tantangan yang ada, sehingga menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun