Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota

12 Januari 2016   19:12 Diperbarui: 12 Januari 2016   19:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kita semua pasti tahu bahwa gaya hidup di desa itu sangat jauh dengan gaya hidup di kota,tetapi walaupun banyak orang tahu itu,banyak orang tidak terlalu pedulikan mereka.Tetapi itu karena mereka tidak pernah ke desa aja.Sebelum saya ke desa,saya juga berpikir seperti ini.Tetapi saat saya pergi ke sebuah desa bernama “kendal ngisor” di Ambarawa dalam acara sekolah,saya terkejut dan mulai untuk berubah pikiran.

Banyak orang bilang bahwa desa itu kuno,orangnya tidak terlalu beredukasi,membosankan,dll,tetapi saat saya pergi ke kendal ngisor,ternyata hal sebaliknya yang terjadi.Mereka mempunyai beberapa hal yang modern seperti handphone,tv,ps2,dll.Saya juga tanya beberapa keluarga disana tentang anaknya dan banyakan dari mereka bilang bahwa mereka sedang kuliah.Dan tempat ini tidak membosankan,ada banyak hal yang kalian bisa lakukan,kalian bisa coba melakukan hal-hal yang petani lakukan seperti panen padi,main bola di lapangan,belajar sebuah tarian,dan masih banyak yang kalian bisa lakukan.

Banyak orang juga berpikir bahwa gaya hidup di desa itu engga enak dan tidak menyenangkan tetapi saya mengerti kenapa mereka bisa kepikiran seperti itu.Engga ada wi-fi,engga ada komputer/leptop,engga ada A/C,dll.Walaupun tempatnya tidak mempunyai banyak,tempat ini lebih menyenangkan daripada di kota apalagi saya pergi ke kendal ngisor dengan banyak teman saya.saya dapat bermain bola dengan teman-teman saya,saya dapat nongkrong di warung atau rumah teman.

Tetapi walaupun hal-hal yang saya sebut diatas dapat membuat kalian berpikir bahwa desa itu tidak susah,sebetulnya mereka hidupnya sangat susah. Mereka masih miskin, pekerjaan mereka itu sangat melelahkan,dan mereka tidak bisa mengalami enaknya sebuah kota seperti Jakarta.Saya bilang ini supaya kalian semua mengerti bahwa gaya hidup di desa itu bisa menyenangkan tetapi kita harus mengerti bahwa mereka hidupnya juga susah jadi kita harus lebih toleren dan bersifat menerima kepada mereka dan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun