Mohon tunggu...
Tiska Dwi
Tiska Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membentuk Diri Lebih Berpikir Logis Dan Sistemastis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ada Apa dengan Anak ADHD?

4 November 2022   13:10 Diperbarui: 4 November 2022   13:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masa kini, pendidikan merupakan hal yang penting untuk menunjang kehidupan masa depan. Dalam pendidikan, kita harus melalui proses pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar kita. Agar proses belajar kita dapat berfungsi secara optimal, kita harus mengetahui cara yang benar dan efisien untuk memahami informasi atau pelajaran.

Setiap anak pasti memiliki cara tersendiri dalam memahami kurikulum. Stimulus yang diterima anak dapat ditangkap oleh indera manusia untuk kemudian diproses oleh otak. 

Tetapi berbeda dengan anak yang memiliki ganguan dengan rentang perhatian dan konsentrasi yang buruk, yang tidak sesuai dengan perkembangan anak dan implusnya yang tidak sesuai dengan usainya. 

Tahukah kamu bahwa setiap anak ADHD struktur otaknya lebih kecil dari anak normal? Dan apakah kamu tahu anak ADHD gelombang otaknya berbeda dengan anak norma.

Menurut American Psychiatric Association (APA), ada tiga gejala ADHD. Yang pertama, inattentiveness yaitu kesulitan memperhatikan dengan detail, mudah terganggu, ceroboh. 

Yang kedua, impulsive yaitu kesulitan menanti giliran, menginterupsikan orang lain, memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai. Yang terakhir, hyperactive yaitu banyak gerak, sering berbicara berlebihan, meninggalkan kursi saat situasi belajar menuntut duduk tenang.

Apakah anak ADHD bisa sukses?

Anak dengan ADHD masih bisa sukses dalam Pendidikan dan lingkungan sosial jika dibarengi dengan penanganan dan pola pengasuhan yang tepat. Contoh penanganan didalam kelas pada saat sebelum pembelajaran yaitu diberi tanda mulainya pelajaran dengan lonceng atau bel, diberi kontak belajar, dan daftar kegiatan pelajaran. 

Pada saat pelaksanaan pembelajaran yaitu diberi intruksi atau isyarat sederhana dan terstruktur, kontak mata, variasi kegiatan belajar dengan permainan kompetitif. Kemudian pada saat akhir pembelajaran, guru meringkas poin-poin materi, menyimpulkan secara serentak, menjelaskan secara spesifik apa yang harus dibawa pulang.

Jadi anak ADHD dapat tumbuh normal dan bersekolah di sekolah umum, apabila ADHD-nya sudah ditangani dan diberikan obat untuk mengontrol perilaku dan fokusnya, serta dilakukan terapi sesuai kebutuhan. Anak ADHD ini umumnya anak pintar. Kecerdasannya di atas rata-rata. 

Hanya saja karena memang sulit untuk fokus atau konsentrasi, makanya akan memengaruhi dengan penilaian guru di sekolah. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) lebih dikenal sebagai gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, sementara Autism Spectrum Disorder (ASD) lebih banyak dikenal sebagai autisme. Kedua gangguan ini adalah gangguan mental yang beronset pada masa kanak dan remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun