Mohon tunggu...
Tiska Dwi
Tiska Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membentuk Diri Lebih Berpikir Logis Dan Sistemastis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simak Manfaat Bermain Puzzle untuk Perkembangan Kognitif Anak

15 Oktober 2022   16:50 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:02 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Anak usia dini adalah individu yang berkembang melalui proses perkembangan yang cepat dan mendasar sepanjang hidupnya. Rentang usia untuk anak usia dini adalah 0-6 tahun. Sekitar 80% otak anak sedang berkembang, dan anak menyerap informasi dari lingkungan, perilaku baik, perkataan baik dan buruk, yang menjadi dasar pembentukan karakter, dan kemampuan kognitif anak.

Kognitif adalah ilmu yang mempelajari proses mental atau proses berfikir seperti berfikir, mengingat, memahami, menggunakan Bahasa, menalar, dan memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Alan Pritchard. 

Oleh karena itu, orang tua dan guru harus melakukan yang terbaik untuk membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif anak usia dini dimaksimalkan dengan stimulasi yang konstan, salah satunya adalah permainan puzzle.

Puzzle adalah suatu bentuk permainan yang didalamnya terdapat kegiatan untuk memecah dan menyusun kembali bagian-bagian dari suatu gambar menjadi gambar yang utuh, menantang kreativitas dan daya ingat anak. Melalui puzzle, akan membantu anak-anak mengembangkan dan mengasah keterampilan pemecahan masalah, strategis, dan berpikir logis mereka. Adapun beberapa manfaat media game puzzle untuk anak :

1. Meningkatkan memori. 

       Permainan puzzle membantu mengembangkan memori anak-anak. Bermain puzzle adalah cara yang tepat dan menyenangkan untuk mengembangkan keterampilan ini

2. Latih keterampilan emosional

       Puzzle membutuhkan kesabaran khusus. Dengan melakukan ini, anak-anak perlu lebih sabar dan mau berlatih dalam proses untuk mencapai tujuan mereka.

3. Melatih koordinasi otak, tangan dan mata

       Bermain puzzle mengharuskan anak untuk menempatkan atau memindahkan puzzle ke dalam lubang-lubang tertentu yang sesuai. Saat memainkan permainan ini, secara otomatis akan memungkinkan anak untuk berlatih mengatur gerakan mata dan tangan.

4. Latih keterampilan sosial

       Ada beberapa jenis puzzle yang membutuhkan kerja sama orang lain untuk memecahkannya. Ini akan mendorong mereka untuk bekerja dan bermain dengan orang lain. Bermain kelompok dapat membantu anak belajar bekerja sama dan mengasah keterampilan sosialnya dengan orang lain.

       Dari manfaat tersebut, kemampuan anak memecah dan menyusun ulang gambar. Oleh karena itu, bagi orang tua yang sering marah karena mainan puzzle bertebaran di mana-mana, padahal permaianan puzzle sangat bermanfaat untuk memahami perkembangan kognitif anak. Selain itu, daripada membuang atau menyimpan mainan puzzle karena terus berantakan, berikan anak anda ruang khusus berupa pagar tempat mereka bisa bermain puzzle.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun