Mohon tunggu...
Tisa Susanti
Tisa Susanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang penikmat novel yang memiliki mimpi menjadi seorang penulis novel dan psikiater.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pulang dan Tinggal

9 Desember 2013   21:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“I’ll be here, by your side
No more fears, no more crying
But if you walk away
I know I’ll fade
‘Cause there is nobody else” One Direction- Gotta be You

Perubahan memang sesuatu yang lumrah terjadi tak bisa ditahan ataupun ditolak. Namun pada kenyataannya tak semua orang bisa menerima perubahan itu. Apalagi jika hal itu terjadi dalam waktu yang begitu singkat hingga seolah hal itu adalah mimpi bukan sesuatu yang mesti dihadapi. Sayang perubahan itu nyata dan Alika menyadarinya semenjak kereta yang membawanya dari Bandung kembali ke Yogyakarta sampai di stasiun Tugu.

Sebulan yang lalu dia tak sendirian di stasiun ini. Sebulan yang lalu mereka masih berdua. Melangkahnkan kaki ke dalam gerbong kereta api dengan tujuan yang berbeda. “Sebulan? lama sekali ya, aku akan merindukanmu. Pasti sepi gak ada yang cerewet teriak-teriak ngambek tiap kali aku godain.” Kalimat itu masih terngiang jelas di telinganya. Namun apa itu masih menjadi kalimat yang sama bila mereka bertemu kembali sekarang? Alika tak yakin siap bertemu kembali dengan Fakhri setelah semua yang terjadi dalam sebulan ini. Meskipun dia sadar tak mungkin menghindari seseorang yang berada dalam naungan kampus yang sama dan selalu ada peluang untuk sebuah pertemuan tak terduga.

Lalu lalang penumpang di sekitaran stasiun yang riuh tak mampu menyelipkan sedikit keriuhan untuk hatinya. Alika paham dia harus menghadapi semua ini. Dia tak tahu salah siapa ini? Dia tak mampu menyalahkan siapapun hatinya sudah terlanjur kacau, pikirannya terlanjur semrawut ketika keluar dari dalam gerbong. Yogyakarta, kota yang menjadi idamannya sejak kecil. Masuk dalam daftar most wanted dalam catatan hariannya. Kota yang telah rela membagi denyut nadinya bersama Alika selam 3 tahun ini. Kota tempatnya menuntut ilmu, merajut mimpi masa kecilnya menjadi seorang dokter. Di sini pula Alika untuk pertama kalinya 3 tahun lalu bisa melupakan cinta pertamanya pada sesorang yang telah membuatnya menunggu hingga 5 tahun, diam-diam memperhatikan seorang kakak senior pendiam yang membuatnya tetap tersenyum selama masa orientasi. Hingga dia tahu akhirnya ternyata kakak senior itu sudah punya pacar beda kota. Patahlah lagi hatinya dan dia pun memutuskan untuk tidak jatuh cinta, apalagi dengan seseorang yang satu kampus dan satu angkatan. Gue kapok patah hati, ogah kepedean dan gak mau di PHPin lebih baik jadi jomblo bahagia. Kalimat yang hanya bertahan kurang dari sebulan.

Awalnya Alika tak menyadari dia telah jatuh cinta hatinya menolak untuk memberi harapan pada diri sendiri.

Flashback

“Alikaaa, kok belum pulang?” sebuah suara menyadarkannya ke dunia nyata dari novel yang tengah dibacanya.

“Eh, belum. Lagi nunggu Fika selesai rapat.”

“Ya sudah aku duluan ya. Kamu kos di mana Alika?”

“Dekat sini kok samping kampus.” Seulas senyum tak sadar dia berikan pada orang yang mengajaknya berbicara.

“Aku duluan ya,hati-hati ya Alika.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun